Senin 21 Nov 2016 11:04 WIB

Houthi Luncurkan Roket ke Arab Saudi Saat Gencatan Senjata

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
 Asap membumbung akibat ledakan yang terjadi di sebuah gudang persenjataan yang dikuasai militan Houthi di kota Sanaa, Selasa (12/5). (EPA/Yahya Arhab)
Asap membumbung akibat ledakan yang terjadi di sebuah gudang persenjataan yang dikuasai militan Houthi di kota Sanaa, Selasa (12/5). (EPA/Yahya Arhab)

REPUBLIKA.CO.ID, NAJRAN -- Kelompok Houthi meluncurkan roket Katyusha ke Arab Saudi saat gencatan senjata tengah berlangsung, pada Ahad (19/11). Serangan tersebut dapat membuat koalisi Arab Saudi menghentikan gencatan senjata selama 48 jam yang diprakarsai oleh Presiden Yaman Abdu Rabbu Mansour Hadi.

Perwakilan Houthi mengatakan roket yang diluncurkan tersebut menargetkan Pangkalan Militer Arab Saudi di Najran. Serangan dilakukan sebagai bentuk balas dendam atas penembakan yang dilakukan pasukan koalisi Saudi di desa-desa perbatasan Yaman.

Jenderal Ahmed al-Asseri dari koalisi Arab Saudi mengatakan pelanggaran yang dilakukan Houthi selama gencatan senjata cukup banyak. Ia menyarankan gencatan senjata agar tidak diperpanjang. "Koalisi Arab Saudi telah mengindahkan permintaan Pemerintah Yaman dan masyarakat internasional dengan menyerukan gencatan senjata, tetapi setiap gencatan senjata menjadi tidak berguna karena kita terus menghadapi milisi bersenjata," kata al-Asseri.

Koalisi Arab Saudi mengumumkan gencatan senjata pada Jumat (18/11) malam, selama 48 jam. Gencatan senjata dilakukan sebagai langkah untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 20 bulan dan menewaskan lebih dari 10 ribu orang.

Kantor berita Saba milik Houthi melaporkan, dalam sebuah pertemuan di Sanaa, Dewan Politik Tertinggi Houthi dan Kongres Rakyat Umum dalam Pemerintahan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, menyambut hangat upaya agresi. Mereka menghormati upaya Kesultanan Oman untuk mencapai perdamaian di Yaman.

Utusan PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, mengatakan Houthi sepakat untuk melanjutkan pertemuan Komite Deeskalasi dan Koordinasi dengan mengutus perwakilan ke Arab Saudi.

"Saya mengingatkan semua pihak, syarat dan ketentuan penghentian konflik harus secara penuh dan komprehensif terhadap kegiatan militer," ujar Ould Cheikh Ahmed.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement