REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Dengan kembali bergejolaknya Rakhine, Myanmar, polemik pun mencuat terhadap sosok pro-demokrasi, Aung San Suu Kyi. Peraih Nobel Perdamaian 1991 itu dianggap tak bisa berbuat apa pun untuk melindungi etnis Rohingya. Banyak suara yang mendesaknya agar mengembalikan Hadiah Nobel.
Prokontra seputar Nobel bukan hal baru. Seperti dirangkum CNBC belum lama ini, penganugerahan hadiah itu masih diiringi perdebatan. Setidaknya, ada delapan kontroversi yang mencuat dari ajang berusia 115 tahun ini.
Pertama pada 2009 ketika Presiden Amerika Serikat, Barack Obama didaulat menerima Nobel Perdamaian. Banyak kritik tertuju kepada keputusan ini lantaran dianggap terlalu dini. Obama menerimanya hanya selang sembilan bulan sejak disumpah menjadi presiden AS.
“Keputusan Komite Nobel semacam anugerah ‘Lantaran-Anda-bukan-George W Bush’,” komentar aktivis anti-perang, Brian Becker kepada Reuters saat itu.