Kamis 01 Dec 2016 18:11 WIB

Abu Fidel Castro Menginap Semalam di Makam Che Guevara

Fidel Castro
Foto: EPA
Fidel Castro

REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Dua tokoh revolusi Kuba bertemu dan bersanding di permakaman ketika abu Fidel Castro tiba di makam rekan revolusionernya, Ernesto "Che" Guevara di Santa Clara, Kuba, Kamis (1/12). Santa Clara adalah ibu kota Provinsi Villa Clara. Abu jenazah menginap seolah untuk memberi penghormatan terakhir Castro kepada sahabatnya itu. 

Castro dikremasi setelah ia meninggal pada Jumat (26/11) di usianya yang ke-90. Pemakamannya direncanakan akan dilakukan pada Ahad (4/12). Abunya akan dibawa dalam iring-iringan perjalanan sejauh 999 km selama tiga hari ke arah timur menuju Santiago de Cuba, bagian tenggara kota. Santiago merupakan tempat pertama Castro mengklaim kemenangan yang mengantarkan kepada revolusi Kuba pada 1959.

Di Santa Clara, kedatangan abu jenazah Castro diarak dengan karavan militer, beriringan pasukan pengawal. Rutenya melewati jalur balik rute legendaris saat kelompok gerilyawannya melakoni pertempuran untuk menggulingkan presiden Fulgencio Batista pada 1959.

Puluhan ribu pelayat berkumpul untuk menyambut abu Castro di luar permakaman Santa Clara. Sebuah papan besar bergambar Fidel Castro berdiri di samping patung Che Guevara setinggi 7 meter. Di papan tersebut juga bertuliskan, "Sampai Menang, Selalu!", merupakan kalimat yang ditoreh dalam sejarah saat perpisahan Fidel dan Che Guevara. "Fidel!", teriakan para pelayat melambai-lambaikan bendera kecil Kuba untuk seorang pria yang memerintah Kuba selama 49 tahun.

"Ini adalah tempat suci kami, karena Che beristirahat di sini. Dan sekarang, Fidel akan bermalam bersama kawan seperjuangannya," kata Pedro Pineda, seorang pekerja di pabrik makanan seperti dilansir Reuters, Kamis (1/12). 

Pemakaman Castro rencananya akan dilangsungkan pada Ahad di Santiago. Di sanalah, abu Castro akan dikuburkan di sebuah permakaman bersamaan dengan pahlawan Abad ke-19 Jose Marti dan musikus kondang Compay Segundo. "Mereka dua raksasa dalam sejarah kita. Mereka berperang demi Tanah Air dan kedaulatan bangsa," ujar seorang mahasiswa, Eduardo Jose Manresa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement