Rabu 07 Dec 2016 06:48 WIB

Kanselir Jerman Serukan Larangan Burqa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Andi Nur Aminah
Kanselir Jerman Angela Merkel
Foto: AP/Michael Sohn
Kanselir Jerman Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, ESSEN -- Kanselir Jerman, Angela Merkel mengeluarkan argumennya soal penggunaan cadar penuh di wajah atau burqa. Ia menyerukan larangan publik pada burqa, Selasa (6/12).

Pernyataan ini disambut tepuk tangan oleh sekitar seribu delegasi dari partainya, Christian Democrats' (CDU). Lebih lanjut Merkel mengatakan burqa tidak sesuai dengan kultur di Jerman.

"Di sini kami menunjukkan wajah kami, sehingga menutupnya secara penuh tidaklah layak, ini harus dicegah dimana pun secara legal," kata dia pada publik dilansir Aljazirah.

Pernyataan ini adalah yang pertama bagi Merkel merambah ke sentimen Islamofobia. Saat ini ia sedang berkampanye untuk jabatan termin keempatnya di posisi kanselir.

Merkel menilai larangan burqa perlu diberlakukan penuh di tempat umum, seperti pengadilan, pemeriksaan polisi dan ketika sedang mengendarai kendaraan. Pada para delegasi partai, Merkel juga berjanji mengatasi gelombang migran.

"Situasi seperti itu pada musim panas 2015 tidak seharusnya terjadi lagi," kata Merkel. Ia menyatakan hal itu sebagai tujuan politiknya. 

Merkel menjelaskan para pengungsi mendapat perlindungan di Jerman dari perang, penyiksaan dan masalah lain di negara asal mereka. Namun tidak semua pengungsi bisa tetap tinggal.

Para delegasi tampak senang dengan pandangan Merkel kali ini. Pidatonya selesai dalam satu setengah jam dan langsung menuai standing ovation. Pidato tersebut disampaikan dalam konferensi partai CDU selama dua hari di kota industri Essen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement