REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menggambarkan statistik ekonomi terburuk tiga bulanan, pertama kalinya sejak krisis global di tahun 2008 seperti rintangan yang ada di jalan.
Pertumbuhan ekonomi Australia menyusut 0,5 persen selama masa tiga bulan sampai September 2016 mengejutkan banyak pihak dan lebih buruk dari perkiraan sebelumnya. Dengan itu pertumbuhan ekonomi selama 12 bulan adalah sekitar 1,8 persen.
Terakhir kalinya Australia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif selama tiga bulan adalah Maret 2011, ketika terjadi banjir besar di Queensland yang mengganggu produksi batu bara di sana. Dalam wawancara dengan Radio 3AW, PM Turnbull mengatakan hasil buruk itu disebabkan karena menurunya investasi bisnis, dan transisi bertahap dari boom di bidang pertambangan.
"Ini seperti adanya rintangan di jalan namun semua tergantung kepada kita untuk memutuskan apakah ini hanya lubang kecil atau jurang yang dalam," katanya.
PM Turnbull mengatakan pembangunan di bidang kontruksi pertambangan menurun 50 persen dibandingkan ketika Australia berada di puncak boom pertambangan, dan ini tercermin di kontruksi gedung-gedung dan perumahan. "Ada penurunan tajam di bidang pembangunan pertambangan dan investasi, ini memang selalu akan terjadi. Pembangunan itu menyumbang sembilan persen bagi GDP di tahun 2012, dan sejak itu menurun, karena berbagai proyek sudah selesai, dan sekarang hanya sekitar empat persen dari perekonomian," katanya.
Angka dari Biro Statistik Australia yang dikeluarkan bulan lalu menunjukkan pembangunan di bidang konstruksi turun 4,6 persen selama tiga bulan sampai September, penurunan terbesar selama 16 tahun. Turnbull menggambarkan hasil buruk ini sebagai seruan pembangun tidur (wake-up call), dan menyerukan pihak oposisi, Partai Buruh untuk mendukung pengurangan pajak bagi dunia bisnis, dan langkah penghematan lainnya.
"Kalau kita menginginkan lebih banyak investasi maka kita harus mendukung pengurangan pajak bisnis, karena itu akan membuat investasi lebih tinggi." katanya.
Bendahara Negara Scott Morrison mengesampingkan pendapat perekonomian Australia sedang menuju ke arah resesi. Terakhir kalinya Australia mengalami resesi - ketika pertumbuhan negatif berlansung dua kuartal berturut-turut - terjadi di enam bulan pertama di 1991.
"Ini bukanlah kesimpulan yang harus kita perhatikan sekarang ini. Ekonom pasar sudah menjelaskan hal ini sebelumnya. Sudah ada beberapa faktor yang mengakibatkan hasil ini dan yang lain juga mengatakan mengenai ketidakpastian yang terjadi setelah pemilu," kata Morrison.