REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Rencana Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menghadiri jamuan makan malam untuk penggalangan dana bagi gerakan republik di Australia pada akhir pekan ini dipandang sebagai tindakan provokatif oleh kalangan pendukung monarki.
Australian Republican Movement (ARM) memastikan PM Turnbull akan hadir dalam jamuan malam yang mereka laksanakan Sabtu (17/12) malam di kampus Sydney University.
"Itu adalah langkah provokatif karena dia tidak menghormati mayoritas orang Liberal yang mendukung monarki," ketua Australian Monarchist League Phillip Benwell kepada ABC.
Namun pemimpin ARM Peter Fitzsimons mengatakan sangat senang bisa menghadirkan PM Turnbull untuk berbicara pada jamuan tersebut. "Ini kesempatan untuk menghormati mereka yang membawa kita ke tahap ini. Dan Perdana Menteri, tentu saja, berada di garis depan pendiri gerakan kita," katanya.
Jamuan tersebut merupakan kegiatan pendukung gerakan republik yang pertama dihadiri PM Turnbull sejak terpilih menjadi Perdana Menteri. Sebagai mantan pemimpin gerakan itu, PM Turnbull sebagai Perdana Menteri sebelumnya selalu berupaya menghidari upaya untuk kemajuan gerakan ini.
Benwell mengatakan kehadiran Turnbull pada jamuan itu jadi pertanda bahwa sang PM kini kembali aktif mendukung gerakan republik.
"Ini sesuatu yang kami takuti karena jelas dia sedang mencari isu yang akan membangun kredibilitasnya. Dan republik jelas salah satu di antaranya. Kami akan mengingatkan dia jika terus menempuh jalur itu," katanya.
Dia juga memperingatkan hal itu bisa menimbulkan perpecahan dalam Partai Liberal, dan menyebut masalah republik sebagai katalis bagi terjadinya pembelotan dari anggota partai di parlemen.