REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO, PARIS -- Penyelidik Mesir mengatakan pada Kamis (16/12) bahwa sisa-sisa bahan peledak ditemukan pada korban penerbangan Egyptair yang jatuh dalam penerbangan dari Paris menuju Kairo. Namun, otoritas Prancis memperingatkan untuk tidak menarik kesimpulan tentang penyebab kecelakaan.
Penerbangan MS 804 jatuh ke salah satu bagian terdalam Laut Mediterania pada 19 Mei, menewaskan 66 orang.
Komite investigasi Mesir mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pegawai pemeriksa kematian telah menemukan sisa-sisa bahan peladak di jenazah korban. Tidak ada rincian lebih lanjut, namun penemuan ini telah dikirim kepada jaksa penuntut yang menginvestigasi adanya pelanggaran hukum.
"Komite investigasi teknis menempatkan diri dan para ahlinya dalam pengawasan jaksa penuntut," katanya.
Sumber hukum mengatakan bahwa kejaksaan tidak menerima rincian tentang sisa-sisa bahan peledak namun akan menyertakan temuan petugas pemeriksa kematian dalam penyelidikan.
Sumber Mesir yang dekat dengan kasus ini mengatakan Mesir telah memberi tahu Prancis sebulan yang lalu tentang temuan ini, namun penyelidik Prancis meminta waktu untuk mempelajarinya.
"Itulah alasan mengapa memerlukan waktu yang lama untuk membuat pernyataan," ujar sumber yang tidak ingin disebutkan namanya karena investigasi masih berlanjut ini.
Koran Prancis Le Figaro melaporkan pada September bahwa investigator Prancis telah melihat sisa-sisa TNT pada serpihan pesawat namun dicegah untuk memeriksa lebih lanjut. Otoritas Mesir saat itu menyangkal mengganggu penyelidikan Perancis.
Perancis telah menunjukkan rasa frustrasinya pada lambatnya investigasi, namun berhenti mengkritisi Kairo yang telah menjalani hubungan yang baik dan telah memesan jet tempur Prancis Rafale.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan penyebab kecelakaan masih diselidiki dan nampak menjaga jarak. "Prancis, sebagaimana saat awal kecelakaan tragis ini, tetap bersikap terbuka terhadap otoritas Mesir terkait untuk berkontribusi terhadap investigasi ini, termasuk kepada para ahli," ujarnya.
Pada pernyataan langka tentang investigasi asing yang berlangsung, agen investigasi kecelakaan udara Prancis, BEA, mengatakan pada Selasa, tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik dari penyebab kecelakaan.
"Tanpa adanya informasi yang rinci tentang kondisi dan cara sampel diperoleh yang mengarah pada penemuan sisa-sisa bahan peledak, BEA menganggap pada saat ini tidak mungkin menarik kesimpulan tentang penyebab kecelakaan," disampaikan salah seorang juru bicara wanita.
BEA diakui oleh investigasi yang dipimpin oleh Mesir, karena pesawat Airbus dirancang dan dibuat di Prancis.
Dua sumber Barat yang memberikan pengarahan singkat saat investigasi menyatakan keraguan tentang penemuan bahan peledak tersebut dan mengatakan kemungkinan besar adalah penyebab teknis. Pola pecahan juga menunjukkan pesawat menabrak laut secara utuh dalam kecepatan tinggi.
Salah satu sumber mengatakan penemuan sisa-sisa bahan peledak dilaporkan serupa dengan sampel yang sebelumnya disimpan, di mana biasanya hanya terdapat sedikit perbedaan forensik.
Kedua sumber tidak ingin diidentifikasi karena masalah sensitivitas.