REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sejumlah anggota Parlemen Federal Australia yang mendukung Konstitusi Monarki mempertanyakan pernyataan Perdana Menteri Malcolm Turnbull kepada organisasi Gerakan Republik Australia atau Australian Republican Movement. Salah seorang diantaranya mengingatkan Malcolm Turnbull seperti membuat "wasiat politik’ jika dia tetap membicarakan isu ini.
Sementara beberapa anggota parlemen dari Partai Koalisi menilai pidato PM Turnbull di depan organisasi Australian Republican Movement sebagai ‘[pernyataan] yang sangat ringan’, namun sejumlah anggota perlemen lainnya mengingatkan pernyataan itu merupakan gangguan yang tidak seharusnya dihadapi pemerintah, di tengah perdebatan mengenai harga tarif listrik dan ‘kesehatan’ perekonomian nasional.
Dalam pidatonya Gerakan Republik Australia’ di Sydney, PM Turnbull menyatakan ia masih mendukung Australia menjadi negara republik. Dia mengulangi peringatannya usulan baru atau model apa pun harus menunggu sampai Ratu Inggris tidak lagi berkuasa, dan juga akan membutuhkan dukungan luas masyarakat terlebih dahulu.
Senator dari Partai Liberal, Eric Abetz mengatakan Perdana Menteri perlu menyadari masih ada isu-isu lain yang harus menjadi prioritasnya dibandingkan perdebatan mengenai [wacana Australia menjadi] republik.
“Dapat dipahami kalau Perdana Menteri mungkin ingin larut dalam sejarah organisasi yang ia bentuk, tetapi pesan saya kepada orang-orang-orang yang terlupakan adalah bahwa [pemerintah] tetap fokus pada isu-isu seputar biaya hidup dan melindungi pekerjaan anda di atas segalanya," kata Senator Abetz dalam sebuah pernyataan.
Anggota parlemen Liberal, Craig Kelly, yang juga seorang pendukung sistem pemerintahan Monarki, mengatakan dia tidak keberatan dengan pernyataan Turnbull di Sydney. “Pernyataan yang [PM Turnbull] berikan sangat ringan. Pada dasarnya [pidato itu] melucuti [wacana Australia menjadi] republik dari pembahasan dan mari kita kembali ke dasar awal pemerintahan,” kata Kelly.
Tapi Kely mempertanyakan usulan PM Turnbull warga Australia harus lebih dahulu memilih melalui pemungutan suara mengenai bagaimana seorang presiden akan dipilih, sebelum model [pemerintahan republik] akan diajukan kepada mereka dalam referendum mendatang. “Ini menunjukan organisasi Gerakan Republik, diantara mereka sendiri saja tidak bisa memunculkan model yang mereka yakini sangat kuat bagi pengaturan pemerintahan yang ada sekarang ini,” ucapnya.
Salah seorang anggota Partai Liberal menggambarkan pernyataan itu sebagai ‘Keatingisme’ dan mengkritik waktu penyampaian pernyataan tersebut ditengah perdebatan mengenai daya beli, dana pensiun dan peringkat kredit Australia oleh AAA. "Kelompok ini tampaknya memiliki wasiat politik,” katanya.
Menteri Keuangan Mathias Cormann, yang merupakan [pendukung] monarki konstitusional, menyambut pernyataan PM Turnbull yang menyatakan [bentuk pemerintahan republik] bukan isu yang [mendesak dibahas] saat ini ketimbang pada saat referendum 1999. "Saya mendengar PM Turnbull mengatakan masalah itu akan diselesaikan di dalam referendum beberapa saat yang lalu dan saya sepakat dengan beliau mengenai hal itu," kata Cormann kepada media Sky News.
Shorten Tawarkan Kerja Sama
Pemimpin Oposisi Federal, Bill Shorten mengatakan Partai Buruh akan bekerja sama dengan pemerintah untuk membantu melahirkan seorang kepala negara Australia jika memang ada dorongan baru bagi Australia untuk menjadi republik. Lewat akun Twitter-nya, Shorten mengatakan tawarannya untuk bekerja sama dengan Pemerintah dalam masalah ini masih tetap berlaku.
"Penawaran saya masih berlaku, mari kita bekerja sama untuk memberikan Australia seorang kepala negara," katanya.
Namun dia juga mengkritik Perdana Menteri Turnbull dengan mengatakan isu seputar perubahan iklim, kesetaraan pernikahan, perumahan yang terjangkau, sekarang bentuk pemerintahan Republik terlalu berat untuk Turnbull. Kelompok pendukung sistem pemerintahan Monarki mengatakan Turnbull gagal membangun kasus yang meyakinkan untuk menggantikan sistem pemerintahan monarki dengan seorang presiden.
Organisasi Australian Republican Movement yang menjadi tuan rumah pidato Turnbull, menyambut baik hipotesa model yang diajukan Pm Turnbull mengenai pemungutan suara di masa depan mengenai isu ini. Kepala organisasi Liga Monarki Australia nasional, Phillip Benwell mengatakan Turnbull harus tetap bersikap normal mengenai isu ini.
“Pidato tersebut sangat tidak tepat, dia adalah kepala pemerintahan [dari negara didalam Kerajaan Inggris]. Dia seharusnya tidak mempromosikan penggantian [kekuasaan] Ratu, dia seharusnya tetap berdiri di posisi netral,” kata Benwell.
Peter FitzSimons dari Australian Republican Movement mengatakan dirinya sepakat dengan PM Turnbull yang mengingatkan masih ada banyak hal yang harus dilakukan untuk menjadikan Australia sebuah negara republik. “Dia seorang Perdana Menteri, dia sangat berpengalaman di bidang ini, dan dia mengatakan jangan membuat kesalahan ketika sedang mendaki jalan yang panjang dan terjal. Inti yang hendak saya ucapkan adalah kita sedang mendaki jalan panjang dan terjal itu, kita memiliki rasa antusiasme yang luar biasa,” ungkap FitzSimons.