Rabu 21 Dec 2016 05:16 WIB

Penembakan Dubes Rusia, Kepolisian Turki Tahan Enam Orang

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Agus Yulianto
Penembakan (ilustrasi)
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TURKI -- Kepolisian Turki menahan enam orang menyusul aksi penembakan yang menewaskan Dubes Rusia untuk Turki, Andrey Karlov. Keenam orang yang ditahan ini memiliki hubungan keluarga atau pertemanan dengan pelaku penembakan, Mevlut Mert Altintas.

Beberapa menit setelah insiden penembakan terjadi, Altintas tewas di tangan pasukan khusus Turki. Untuk melakukan investigasi lebih lanjut, kepolisian Turki menahan lima anggota keluarga Altintas yaitu ayah, ibu, saudara perempuan, dan dua kerabat Altintas lainnya di bagian barat provinsi Aydin. Selain itu, kepolisian Turki juga menahan teman sekamar Altintas di Ankara.

Salah satu pejabat senior keamanan Turki mengatakan, para investigator akan berfokus pada apakah Altintas berkaitan dengan kelompok radikal atau tidak. Alasannya, Altintas menyerukan kalimat-kalimat yang dinilai berkaian dengan ideologi radikal.

"Jangan lupakan Aleppo, jangan lupakan Suriah. Anda tidak akan bisa merasa aman selama daerah kami tidak aman. Hanya kematian yang dapat menyingkirkan saya dari sini," seru Altintas dalam bahasa Turki seperti dilansir Sidney Morning Herald, Rabu (21/12).

Senin lalu, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah berbicara melalui telepon. Dalam pembicaraan tersebut, keduanya sepakat bahwa jalinan kerja sama Turki dan Rusia dalam melawan terorisme harus semakin kuat setelah peristiwa pembunuhan terhadap Dubes Karlov.

Putin juga mengatakan, peristiwa tragis tersebut bertujuan untuk membuat upaya Rusia dan Iran serta Turki dalam mencari solusi untuk krisis Suriah menghadapi jalan buntu.

Peristiwa penembakan terjadi ketika Karlov menghadiri sebuah pameran fotografi dari Rusia. Altintas yang merupakan anggota polisi antihuru-hara Ankara, terlihat berpakaian rapi dan berdiri di belakang Karlov. Penembakan yang menewaskan Karlov ini terekam jelas oleh media yang hadir kala itu. Saat pasukan khusus menyerbu gedung setelah penembakan, Altintas terlihat berdiri di samping tubuh Karlov dan tidak membiarkan siapapun memberikan pertolongan pada Karlov.

Rekam medis menyatakan, bahwa Karlov tertembak 11 kali di mana sembilan tembakan di antaranya tepat sasaran. Atas insiden ini, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, nama Karlov akan diabadikan sebagai nama jalan di tempat Kedutaan Besar Rusia berdiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement