Ahad 25 Dec 2016 19:02 WIB

Kafe Magang Kaum Difabel di Newcastle, NSW

Rep: Robert Virtue/ Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Sebuah kafe non-profit di Newcastle meluaskan layanannya menyusul tingginya permintaan dari kalangan difabel yang ingin mempelajari keterampilan di industri perhotelan.

Kafe Chars di Broadmeadow, New South Wales, dikelola oleh penyedia layanan disabilitas ‘Response Services’.

Pengoperasian kafe ini memungkinkan kaum difabel menjadi relawan di berbagai tugas di kafe tersebut.

“Kafe ini mengembangkan beberapa keterampilan di bidang perhotelan bagi mereka untuk bersaing dan mendapatkan pekerjaan lain,” kata Alisha Waters, koordinator dan petugas dukungan kualitas di ‘Response Services’ baru-baru ini.

“Kami memiliki beberapa pengguna layanan yang bekerja di kafe ini hanya untuk mendapatkan pengalaman tanpa bermaksud mencari pekerjaan, dan mereka mempelajari keterampilan menghadapi pelanggan, keterampilan kuliner, keterampilan barista dan merasa bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat di sini dan memberikan kontribusi.

'Ada beberapa pria yang mengatakan kalau mereka tidak ingin belajar membuat kopi, jadi kami hanya mempersilahkan mereka melakukan hal yang ingin mereka lakukan.”

“Beberapa orang hanya suka melayani pelanggan, jadi mereka hanya bertugas di mesin kasir dan membersihkan meja.”

“Tapi kami berusaha memberikan mereka pengalaman yang beragam – bahkan seperti pengalaman membersihkan toilet, ini merupakan bagian dari pekerjaan dan kita harus melakukan pekerjaan yang terkadang tidak kita sukai.

Mark Jones membuat kopi
Response Services membuka cafe di Mayfield dan Toronto.

1233 ABC Newcastle: Robert Virtue

Merambah ke jenis usaha lain

Menurut Alisha Waters, Skema Asuransi Disabilitas Nasional memungkinkan mereka mengembangkan usaha Kafe Chars ke sektor usaha lain, termasuk di Mayfield dan Lake Macquarie.

“Skema ini memungkinkan kami membuka kafe di Toronto dan juga mengelola dua kantin sekolah,” katanya.

Hal ini memberikan kami kesempatan untuk membuka kantin kedua di beberapa sekolah dasar. Sekarang kami juga mulai melirik bisnis katering dan usaha-usaha lainnya.”

Alisha Waters
Alisha Waters koordinator cafe yang menyediakan kesempatan bagi kaum difabel.

1233 ABC Newcastle: Robert Virtue

Alisha Waters mengatakan, para pelanggannya memahami tujuan dan kesempatan yang disediakan oleh kafenya.

“Kami sering kali bereksperimen dengan makanan, membiarkan staf difabel memasak berbagai bahan,”tambahnya.

“Kami bisa menyajikan 40 cangkir kopi sehari, hanya untuk membuat mereka belajar.”

“Kami disini tidak hendak menghasilkan uang secara bisnis. Kafe kami hadir sebagai perusahaan pembelajaran untuk memberi kaum difabel kesempatan agar bisa berusaha diluar.”

Alisha Waters juga mengatakan, dari pintu masuk, para pelanggan sudah bisa menyadarinya, tapi Kafe Chars tidak mengiklankan diri bahwa kedai mereka merupakan bagian dari layanan bagi kaum difabel.

“Kami ingin orang-orang datang dan mendapatkan pengalaman sendiri dan menyadari bahwa kekurangan yang dimiliki oleh orang-orang ini tidak menjadi hambatan. Mereka mampu melakukan pekerjaan sehari-hari dan menjadi bagian dari masyarakat," katanya.

Mark Jones
Tugas Mark Jones di Cafe Chars adalah berinteraksi dengan pelanggan dan membuat kopi.

1233 ABC Newcastle: Robert Virtue

Namun menurut Waters, Ia juga menghadapi sejumlah tantangan agar kafe ini tetap bertahan.

“Kami menghadapi sejumlah tantangan yang juga dihadapi setiap kafe dalam berusaha mendapatkan pelanggan, mempertahankan reputasi kafe,” ungkapnya.

“Mengusahakan agar pelanggan memiliki sedikit kesabaran dan menyadari bahwa kami adalah perusahaan pembelajaran dan pekerja kami mungkin sedikit lebih lambat, makanan datang sedikit lebih lama, dan mungkin akan ada sedikit kopi yang tumpah di sisi cangkir mereka karena pelayan kami memiliki masalah dengan keseimbangan.”

Pekerja gigih mengembangkan kemampuan mereka

Peran Luke Ward di Kafe Chars umumnya adalah di bagian dapur sebagai pencuci piring.

“Saya senang bekerja...ini sangat bagus. Saya pulang ke rumah dengan perasaan senang karena saya sudah bekerja, dan saya pulang dan melihat ibu saya,” katanya.

Sedangkan Mark Jones bertugas berinteraksi dengan tamu di kafe.

“Saya bekerja dengan pelanggan, saya bekerja keras. Ini pekerjaan saya –menyajikan kopi, membuat kopi.. saya orang yang menyenangkan,” tuturnya.

Chris Damceski
Chris Damceski berharap menjadi juru masak penuh waktu.

1233 ABC Newcastle: Robert Virtue

Chris Damceski belum lama ini resmi menjadi juru masak magang pertama di Kafe Chars.

“Sejak berusia 6 tahun saya hanya ingin bekerja di industri perhotelan karena saya selalu membuat kue dengan nenek saya,” tuturnya.

“[Pengalaman] ini mengajarkan saya mengenai banyak hal tentang kewarganegaraaan saya sebagai orang Macedonia,”

Ini pekerjaan pertama yang bagus jika anda berniat bekerja di industri makanan atau membantu meningkatkan kecekatan anda.”

Saya harap pada akhirnya nanti saya bisa menjadi juru masak penuh waktu ... saya lihat saja nanti seberapa besar kemajuan yang bisa saya lakukan.”

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement