Rabu 28 Dec 2016 14:06 WIB

Afghanistan Minta AS Tolak Suaka Pilot Perempuan Pertamanya

Pilot perempuan pertama Afghanistan Kapten Niloofar Rahmani di tepi Sungai Arkansas setelah lulus program latihan di Little Rock Air Force Base.
Foto: The New York Time/Andrea Morales
Pilot perempuan pertama Afghanistan Kapten Niloofar Rahmani di tepi Sungai Arkansas setelah lulus program latihan di Little Rock Air Force Base.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Militer Afghanistan membantah hidup Kapten Niloofar Rahmani tidak dalam bahaya. Afghanistan meminta Amerika Serikat menolak permintaan suaka pilot perempuan pertama militer tersebut.

Pada Kamis, Rahmani mengungkapkan dia telah mengajukan suaka musim panas ini karena dirinya tidak aman di Afghanistan. Rahmani mengatakan dia dan keluarganya menerima ancaman pembunuhan.

Selama 15 bulan terakhir, dia berlatih di pangkalan udara di Arkansas, Florida dan Texas. Kapten Rahmani mengatakan dia dan rekan prianya di Angkatan Laut Afghanistan kerap menghinanya dan dia tidak tahan lagi.

"Keadaan tidak berubah untuk Afghanistan yang lebih baik. Keadaan justru tambah buruk," kata Rahmani saat wawancara Jumat pekan lalu, dilansir dari New York Times, Ahad (25/12).

Baca: Pilot Perempuan Militer Afghanistan Pertama Ajukan Suaka ke AS

Juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Jenderal Mohammad Radmanish mempertanyakan klaim tersebut. "Saya yakin dia berbohong telah diancam, hanya demi mendapatkan suaka. Klaim nyawanya terancam saat bertugas di AU tidak berdasar," katanya.

Radmanish mengatakan karena klaim Rahmani masih baru, dia berharap perempuan itu berubah pikiran, kembali ke negaranya dan bertugas sebagai pilot. "Kami meminta pemerintah dan teman Amerika kami menolak pengajuan suakanya dan mengirimnya kembali karena hidup Kapten Rahmani tidak dalam bahaya," ujarnya.

Pemerintah AS menyebut Rahmani sebagai contoh kesuksesan majunya hak perempuan di Afghanistan. Pada 2015, Departemen Luar Negeri AS mengganjarnya dengan penghargaan tahunan Women of Courage. Michelle Obama memuji semangatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement