Sabtu 07 Jan 2017 03:34 WIB

33 Orang Tewas dalam Kericuhan Penjara di Brasil

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Suasana di penjara di Brasil.  (AP/Felipe Dana)
Suasana di penjara di Brasil. (AP/Felipe Dana)

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Sebanyak 33 tahanan dilaporkan tewas dalam insiden kericuhan di sebuah penjara di Brasil pada Jumat (6/1). Insiden yang tercatat sebagai "pembantaian terburuk" di Brasil ini ditengarai akibat pembalasan sekelompok tahanan setelah anggota sindikat narkoba menjadi target operasi kepolisian elit di Brasil. 

Kejadian ini menambah catatan korban pembantaian di dalam penjara yang awal pekan ini juga menewaskan 56 orang. Mengerikannya, pembunuhan massal yang terselubung dalam kericuhan ini dilakukan secara brutal. 

Koran lokal Brasil, Estado de Sao Paulo melaporkan, kerusuhan di Monte Cristo, lembaga pemasyarakatan terbesar di Brasil ini berhasil dikendalikan oleh pasukan elit kepolisian Brasil. Tercatat, pada Oktober 2016 lalu 10 oang tewas dalam kericuhan antargeng narkoba. 

Deretan kejadian ini juga menggenapi 93 korban tewas akibat kerusuhan dalam penjara di Brasil dalam sepakan ini. Hal ini lantas memicu kekhawatiran bahwa kerusuhan di dalam penjara ini akan merembet di tempat lain dan sulit dikendalikan. 

Pejabat keamanan di negara bagian Roraima, Uziel de Castro, berbicara di radio BandNews, menyalahkan kekerasan yang terjadi akhir pekan ini sebagai pembalasan dari sindikat narkoba yang pada Senin sebelumnya "dibantai" di penjara negara bagian Amazonas. 

Menteri Kehakiman Brasil Alexandre Moraes, seperti dikutip Reuters mengatakan bahwa pembunuhan di Roraima merupakan imbas dari gejolak yang ada dalam sindikat narkoba PCC. Artinya, kejadian teranyar akhir pekan ini tak ada hubungannya dengan pembantaian yang terjadi di Amazonas. Ia bersikeras bahwa pemerintah Brasil mampu mengendalikan penjara yang dikelola negara. 

Diberitakan, pada Senin (2/1) lalu anggota sindikat PCC diserang oleh sindikat lain dari "North Familiy". Sindikat ini yang kemudian mendominasi peredaran kokain di Peru dan Kolombia. Grup ini juga diketahui beralinasi dengan geng narkoba di Rio de Janiero yakni Red Command. 

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement