Senin 09 Jan 2017 11:15 WIB

Boris Johnson Didesak Deportasi Diplomat Israel

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Boris Johnson
Foto: IST
Boris Johnson

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anggota Parlemen dari Partai Nasional Skotlandia Alex Salmond mendesak pemerintah Inggris segera mendeportasi diplomat Israel Shai Masot.

Komentar Masot, yang merupakan pejabat senior di Kedutaan Besar Israel di London, secara diam-diam terekam dalam investigasi Aljazirah. Unit Investigasi Aljazirah melakukan penyamaran selama enam bulan untuk mengungkap rencana diplomat Israel dan pejabat sipil Inggris, yang ingin menghancurkan karier politikus senior Inggris.

"Boris Johnson harus segera mencabut status diplomatik Masot dan mendeportasi dia dari Inggris. Dengan demikian perwakilan Pemerintah Israel itu tidak akan menganggap Menteri Luar Negeri Inggris idiot," kata Salmond.

Salmond juga mendukung diadakannya penyelidikan resmi sehingga para pejabat Inggris dapat bebas melaksanakan tugas, tanpa takut reputasi mereka tercoreng oleh seorang petugas kedutaan.

Baca: Parlemen Tuntut Penyelidikan Rencana Israel Jatuhkan Politikus Inggris

Seorang peneliti dan wartawan yang telah menulis tentang konflik Israel-Palestina, Ben White, mengatakan kepada Aljazirah, tidak mengherankan jika Israel berusaha mempengaruhi para politikus Inggris. Namun, kasus Masot tergolong unik karena melibatkan rekaman video rahasia yang telah dipublikasikan.

"Benar-benar tampak bahwa individu ini (Masot) adalah karyawan yang sangat fokus memerangi apa yang dinilai berbahaya," kata White.

Insiden ini adalah salah satu di antara banyak temuan Unit Investigasi Aljazirah dalam serial "The Lobby". Penyelidikan tersebut dilakukan untuk menunjukkan bagaimana Pemerintah Israel memiliki keterlibatan terselubung di Inggris.

Selama setengah tahun, Robin (nama samaran), seorang reporter Unit Investigasi Aljazirah, melakukan penyamaran. Ia bertemu dengan anggota jaringan lobi Inggris, yang menikmati dukungan kuat dari Pemerintah Israel melalui Kedutaan Besar Israel di London.

Robin menyamar sebagai seorang aktivis yang memiliki simpatik kuat terhadap Israel. Ia turut memerangi gerakan Boycott, Divestment, and Sanctions di Inggris.

Mempengaruhi Agenda Kebijakan Luar Negeri Inggris

Kepada Robin, Wakil Kepala Staf Parlemen Inggris Maria Strizzolo mengungkapkan, dia memiliki strategi manipulasi untuk memastikan Israel menjadi agenda utama kebijakan luar negeri Inggris. Dia juga menyusup dalam acara Prime Minister's Questions, sesi mingguan bagi pemimpin negara untuk menjawab pertanyaan dari anggota parlemen yang disiarkan langsung di televisi.

"Jika mereka (parlemen) memiliki pertanyaan dalam sesi Prime Minister's Questions, sulit untuk menjawab "tidak, saya tidak akan melakukannya," ungkap Strizzolo.

Strizzolo menambahkan, ia pernah mempengaruhi pandangan nasional dalam sesi tersebut. Pada 2014, ia pernah meminta Halfon menanyakan kepada Perdana Menteri mengenai tiga remaja yang hilang, yang diyakini menjadi korban penculikan dan pembunuhan.

Halfon meminta mantan Perdana Menteri David Cameron untuk mendukung Pemerintah Israel dan menindak jaringan terorisme Hamas. Sebagai tanggapannya, Cameron berjanji Inggris akan mendukung Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement