REPUBLIKA.CO.ID, TEL-AVIV -- Pemerintah Israel dan Cina menyepakati kerja sama di bidang ketenagakerjaan. Dalam MoU yang ditandatangi bersama, belum lama ini, dinyatakan bahwa sekitar 20 ribu tenaga kerja Cina akan didatangkan ke Israel.
Jumlah tersebut akan didatangkan secara bergelombang. Gelombak pertama diperkirakan sekitar enam ribu orang, dan akan tiba di Israel pada pertengahan tahun ini.
Ramalah.news melaporkan, saat ini terdapat sekitar 9.500 pekerja asing di Israel. Sebanyak 3.500 di antaranya berasal dari Cina. Rencana kedatangan gelombang baru pekerja asal Cina karena sebagian besar pekerja yang ada saat ini telah menyelesaikan kontrak kerjanya.
Menurut perusahan Golteif yang bergerak dalam bidang infrastruktur di Israel, pekerja asal Cina menyumbang angka produktivitas sebesar 20-30 persen dari total produktivitas kerja yang dihasilkan dari pekerja asing.
Dari catatan Golteif, pekerja asal Cina dinilai lebih agresif dan disiplin. Terkadang, mereka juga lebih senang memilih lembur daripada pulang ke rumah sesuai jam kerja yang ditetapkan.
Selain pekerja asal Cina, sejumlah pekerja asal negara lain juga banyak ditemukan di Israel seperti mereka yang berasal dari Turky, Bulgaria, Rumania, hingga warga Palestina sendiri.