Rabu 11 Jan 2017 13:34 WIB

AS tidak akan Hancurkan Rudal Antarbenua Korut, Asal...

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Ani Nursalikah
Tugu berbentuk Misil Korut 'Scud-B' (kiri) berdampingan dengan tugu misil Korsel di Museum Peringatan Perang Korea, di Seoul, Korsel (Foto: dok). Korut memperingatkan kemampuan roketnya mampu mencapai daratan AS, Selasa (9/10).
Foto: AP
Tugu berbentuk Misil Korut 'Scud-B' (kiri) berdampingan dengan tugu misil Korsel di Museum Peringatan Perang Korea, di Seoul, Korsel (Foto: dok). Korut memperingatkan kemampuan roketnya mampu mencapai daratan AS, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ashton Carter memastikan tidak akan menghancurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) milik Korea Utara yang diujicobakan beberapa waktu lalu. Hal tersebut dia ungkapkan pada konferensi pers terakhirnya sebelum meninggalkan jabatannya menyusul berakhirnya masa pemerintahan Presiden Barack Obama pada 20 Januari mendatang.

Dalam konferensi pers yang dilakukan pada Selasa (10/1) waktu setempat, Carter mengungkapkan militer hanya akan memantaunya saja, bukan menghancurkan. "Jika rudal itu mengancam, akan dicegat. Jika tidak mengancam, kita tidak akan melakukannya," kata Carter.

Carter meyakini mungkin lebih menguntungkan bagi AS jika melakukan beberapa tindakan. Pertama menyimpan persediaan interceptor mereka. Kedua, mengumpulkan intelijen penerbangan untuk melakukan pemantauan daripada harus mencegat ICBM ketika itu tidak mengancam.

Baca: Dengan Berkaca-kaca, Obama Berterima Kasih pada Rakyat Amerika

Sementara itu, perwira militer AS Marinir Jenderal Joseph Dunford sebagai ketua Kepala Staf Gabungan, sependapat dengan Carter pada acara tersebut. Akan tetapi dia tidak menjelaskan secara spesifik. Pernyataan Carter dibiarkan terbuka, seolah ada kemungkinan aksi militer AS dalam setiap skenario.

Pernyataan Carter tersebut keluar sepekan lebih setelah Presiden terpilih Donald Trump bersumpah Korea Utara tidak akan memenuhi ancamannya untuk menguji ICBM. Sebuah penilaian pada 2016 yang dirilis oleh kantor pengujian senjata Pentagon pada Selasa (10/1) waktu setempat mengatakan pencegat berbasis darat milik AS yang dimaksudkan untuk melumpuhkan setiap ICBM masuk masih memiliki keandalan rendah. Sistem itu sendiri memiliki kemampuan terbatas untuk melindungi Amerika Serikat.

Setelah sepenuhnya dikembangkan, ICBM Korea Utara bisa mengancam daratan Amerika Serikat, yaitu sekitar 9.000 kilometer dari utara. ICBM memiliki jarak operasi minimal sekitar 5,5 kilometer, namun ada juga yang dirancang untuk perjalanan 10 ribu kilometer atau lebih jauh.

Mantan pejabat AS dan ahli lainnya telah mengatakan Amerika Serikat pada dasarnya memiliki dua pilihan jika ICBM tersebut benar-benar datang, yaitu bernegosiasi atau mengambil tindakan militer.

Menteri Luar Negeri John Kerry memperingatkan situasi berisiko untuk AS akan semakin dekat. "Karena jika iCBM itu tetap (dijalankan), ini segera menyeret Amerika Serikat ke dalam situasi ancaman langsung, yang kita kemudian mungkin harus mencari cara lain atau cara yang lebih kuat dari dampak pada pilihan-pilihan yang dia buat," kata Kerry di US Naval Academy.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement