REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden terpilih AS Donald Trump mengungkapkan visinya mengenai Beijing, terutama terkait kebijakan "satu Cina", yang menjadi landasan sikap Amerika Serikat dengan Taiwan selama beberapa dasawarsa belakangan.
"Semuanya bisa dirundingkan, termasuk kebijakan satu Cina," kata dia, Jumat (13/1).
Sebelumnya, Trump memicu amarah Cina setelah menerima telepon dan ucapan selamat dari pemimpin Taiwan. Dia juga sempat mempertanyakan kebijakan "satu Cina".
Baca: Trump Siap Cabut Sanksi Jika Rusia Dianggap Berguna
Amerika Serikat selama ini menerima sikap Cina dan mengakui Taiwan adalah bagian dari Cina daratan. Pada masa kampanye menjelang pemilu presiden, Trump juga pernah menyebut Cina sebagai menipulator mata uang untuk memperkuat ekspor.
Mengenai hal tersebut, dalam wawancara dengan Wall Street Journal, dia mengatakan dirinya tidak akan segera memutuskan kebijakan. "Saya akan berbicara dengan mereka terlebih dahulu," kata Trump.
"Jelas mereka adalah manipulator mata uang. Tapi saya tidak akan melakukan hal itu (menjatuhkan sanksi). Mereka menurunkan mata uang mereka dengan sengaja. Akibatnya, perusahaan kami tidak bisa bersaing dengan sehat karena mata uang Amerika Serikat terlalu kuat. Itu membunuh kami," kata Wall Street Journal mengutip Trump.