REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berjanji kepada Vietnam akan mengirimkan enam kapal patroli baru ke Laut Cina Selatan. Hal ini dilakukan untuk mendukung Vietnam meningkatkan kemampuan penegakan hukum maritim di tengah ketegangan yang terjadi di kawasan perairan tersebut.
"Kami akan sangat mendukung Vietnam meningkatkan kemampuan penegakan hukum maritim," ujar Abe, dilansir Asian Correspondent, Selasa (17/1).
Ia juga menuturkan sengketa Laut Cina Selatan harus diselesaikan melalui perundingan dan hukum internasional yang berlaku. Cina selama ini mengklaim hampir seluruh wilayah di perairan tersebut.
Vietnam dan empat negara lainnya juga merasa memiliki hak atas sebagian wilayah di sana. Laut Cina Selatan menjadi sebuah perairan yang kaya energi, di mana terdapat sumber daya alam minyak dan gas.
Setiap tahunnya perdagangan yang ada di atas laut tersebut juga tercatat mencapai lima triliun dolar AS. Jepang disebut oleh Abe tidak memiliki ambisi teritorial apa pun di Laut Cina Selatan.
Namun, Negeri Matahari Terbit cukup khawatir dengan meningkatnya jumlah militer Cina yang berada di sepanjang jalur laut tersebut. Selain itu, Jepang memiliki sengketa dengan Negeri Tirai Bambu dalam klaim sejumlah pulau di Laut Cina Timur.
Enam kapal patroli yang dijanjikan oleh Abe akan dipinjamkan kepada Vietnam. Diperkirakan total dari nilai kendaraan militer ini mencapai sekitar 38,5 miliar yen atau sekitar 338 juta dolar AS.
Dipastikan Vietnam akan mendapat pinjaman berjangka untuk membayar biaya kapal tersebut. Belum dipastikan kapan waktu pengiriman enam kapal patroli itu dilakukan.