REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pemerintah Australia menyatakan tidak mengesampingkan kemungkinan pencarian bawah laut pada masa mendatang terhadap pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH-370, tetapi pihaknya menambahkan bahwa saat ini tidak ada bukti baru yang kuat.
"Saya tidak mengesampingkan pencarian bawah laut pada masa yang akan datang yang menjangkau beberapa area," kata Menteri Perhubungan Australia, Darren Chaster, kepada sejumlah wartawan di Melbourne, sehari setelah pertemuan tripartit yang melibatkan Australia, Malaysia, dan China yang secara resmi menghentikan pencarian bangkai pesawat milik maskapai negeri Jiran tersebut di wilayah selatan Samudra Hindia.
Beberapa keluarga penumpang pesawat jenis Boeing 777 yang hilang dalam perjalanan dari Ibu Kota Malaysia di Kuala Lumpur menuju Beijing berpenumpang 239 orang di dalamnya itu mengkritik keputusan pencarian tersebut. Chester menyatakan bahwa dimulainya pencarian lagi memerlukan informasi baru yang akurat yang bisa menentukan lokasi tertentu dan hal itu tergantung atas kebijakan pemerintah Malaysia.
Salah satu rekomendasi dari para penyelidik pada bulan lalu untuk memantau hingga 120 ribu kilometer persegi ke arah utara yang telah menjadi titik perhatian upaya pencarian tidak cukup spesifik. Pimpinan Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) yang memimpin pencarian pesawat tersebut menyatakan bahwa pihak berwenang merasa yakin hal itu bukan area yang mereka pantau. Kepala Komisioner ATSB Greg Hood menyatakan bahwa aktivitas pencarian sisa-sisa, termasuk satelit dan kemungkinan pengamatan akan terus berlanjut hingga akhir Februari mendatang.