Rabu 25 Jan 2017 14:12 WIB

Menhan Baru AS Kunjungi Jepang dan Korsel Pekan Depan

Rep: dyah ratna meta novia/Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan baru AS James Mattis saat tiba di Pentagon, Washington, Sabtu, 21 Januari 2017.
Foto: AP Photo/Alex Brandon
Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan baru AS James Mattis saat tiba di Pentagon, Washington, Sabtu, 21 Januari 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat AS mengatakan Menteri Pertahanan AS era Trump, James Mattis berencana mengunjungi Jepang dan Korea Selatan pekan depan. Kunjungan ini menunjukkan pentingnya sekutu Jepang dan Korsel bagi Amerika.

Mattis yang merupakan pensiunan jenderal Angkatan Laut ditunjuk Trump menjadi menteri pertahanan. Ini dilakukan setelah Trump dilantik sebagai Presiden AS.

Kunjungan Mattis ke Jepang dan Korsel dilakukan setelah Trump mengeluarkan AS dari perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP). Keluarnya AS dalam perjanjian tersebut mengecewakan sekutu AS di Asia.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe cukup kecewa dengan keluarnya AS. Ia berharap TPP bisa menjadi tandingan naiknya Cina ke panggung ekonomi global.

Dilansir The Telegraph, hingga saat ini belum diketahui apa saja yang akan dilakukan Mattis di Jepang dan Korsel. Namun Mattis pernah mengatakan Korea Utara dan aktivitasnya merupakan ancaman serius bagi AS. Korut harus mendapatkan perhatian khusus dari AS.

Kemungkinan kehadiran militer Amerika di Asia akan diperkuat di era kepemimpinan Trump. Hal ini juga disebut terkait dengan kekhawatiran AS terhadap program nuklir Korea Utara (Korut) serta langkah Cina di Laut Cina Selatan.

Mattis pernah menyuarakan kekhawatiran mengenai Korut. Ia menilai program rudal oleh negara yang dipimpin Kim Jong Un itu adalah ancaman serius yang membutuhkan pengawasan AS.

Terdapat 28.500 tentara AS di Korsel untuk menjaga negara tersebut dari serangan Korut. Hingga saat ini hubungan Korsel dan Korut tetap memanas.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement