Selasa 07 Feb 2017 22:05 WIB

Pengungsi Bertaruh Nyawa di Padang Salju Menuju Kanada

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi - Salju tebal.
Foto: AP Photo/Dar Yasin
Ilustrasi - Salju tebal.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Larangan masuk pengungsi ke Amerika Serikat membuat sebagian besar pencari suaka memutar tujuannya menjadi ke Kanada. Sayangnya, mereka harus melalui jalur yang berbahaya untuk sampai di sana.

Advokat pengungsi mengatakan para pencari suaka semakin banyak yang menuju Kanada. Mereka berjalan kaki di tengah udara yang sangat dingin. Sejak pekan lalu, para pengungsi kebingungan karena perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump.

Sebuah lembaga advokasi pengungsi mengatakan setidaknya ada 10 pengungsi per harinya yang seharusnya masuk AS. Ada delapan orang yang akhirnya memutuskan jalan kaki ke Kanada untuk menghindari pejabat perbatasan.

"Mereka berjalan melalui padang luas yang tertutup salju," kata Rita Chahal dari Manitoba Interfaith Immigration Council.

Di Eropa, ia biasanya melihat orang-orang berusaha menggunakan perahu tapi kini hanya bisa berjalan di atas salju sejauh bermil-mil. Para pencari suaka ini menuju Kanada karena dianggap lebih menerima pengungsi.

Lebih dari 7.000 pengungsi masuk Kanada pada 2016. Menurut Badan Perbatasan Kanada, jumlah ini meningkat 63 persen dari tahun sebelumnya.

Risiko pergi ke Kanada sebenarnya sangat tinggi. Dua pengungsi, Seidu Mohammed dan Razak Iyal terpaksa harus kehilangan jari tangannya karena membeku. Mereka melalui salju setinggi pinggang di Manitoba dalam perjalanan dari North Dakota ke Kanada.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement