Rabu 15 Mar 2017 17:03 WIB

Lembaga Kemanusiaan Inggris Galang Dana untuk Afrika Timur

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ilham
Ilustrasi kekeringan di Afrika
Foto: EPA/Dai Kurokawa
Ilustrasi kekeringan di Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejumlah lembaga kemanusiaan Inggris yang tergabung dalam Disaster Emergency Committee (DEC) melakukan penggalangan dana untuk membantu jutaan orang yang menghadapi bencana kelaparan di Afrika Timur. Penggalangan dana akan disiarkan di jaringan televisi nasional Inggris pada Rabu (15/3).

CEO DEC, organisasi yang memayungi 13 lembaga kemanusiaan Inggris, Saleh Saeed mengatakan, bencana kelaparan kini telah menyebar ke seluruh Afrika Timur. Ia menuturkan, lebih dari 800 ribu anak balita mengalami kekurangan gizi.

"Tanpa pengobatan mendesak, mereka beresiko kelaparan hingga mati. Kami mendengar, ada keluarga begitu putus asa dalam mencari makanan sehingga mereka memakan daun untuk bertahan hidup. Jika kita tidak bertindak sekarang, jumlah kematian akan meningkat secara drastis," ujar Saeed, dikutip BBC.

Pemerintah Inggris menyatakan, penggalangan dana pertama akan menargetkan bantuan sebesar 5 juta poundsterling atau sekitar Rp 81 miliar. Menteri Pembangunan Internasional Inggris, Priti Patel mengatakan, bantuan dari Inggris akan berupa makanan, air, dan obat-obatan.

Menurutnya, masyarakat internasional harus mengikuti Inggris demi menyelamatkan nyawa dan menghentikan kelaparan. Bencana itu, kata dia, akan menjadi noda di hati nurani semua pihak. "Dunia tidak bisa menunggu," kata Patel.

PBB melaporkan, jutaan orang kini tengah menghadapi ancaman kelaparan di Afrika Timur, seperti Somalia, Yaman, Sudan Selatan, dan Nigeria. Bencana ini diduga disebabkan oleh perang sipil dan tidak stabilnya perekonomian negara.

Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta mengatakan, kekeringan juga melanda negaranya dan telah menjadi bencana nasional. Palang Merah Kenya mengatakan, 2,7 juta orang telah menghadapi kelaparan.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement