Kamis 16 Mar 2017 19:05 WIB

Satu dari Tiga Anak Alami Gizi Buruk di Wilayah Kekeringan Kenya

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ilham
Gizi Buruk (ilustrasi)
Gizi Buruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Curah hujan yang sangat rendah selama tiga tahun membuat Kenya dilanda bencana kekeringan parah. Sebanyak 2,6 juta warganya terancam kelaparan, bahkan satu dari tiga anak-anak di negara tersebut menderita kurang gizi.

Angka gizi buruk di Kenya berada di atas 30 persen di tiga kabupaten, dua kali lipat dari ambang batas darurat. Gizi buruk juga mengintai lebih dari 350 ribu anak-anak, wanita hamil, dan ibu baru. PBB menyatakan, Kenya membutuhkan bantuan sebanyak 166 juta dolar AS.

"Kita harus bertindak bersama-sama sekarang juga, untuk menghindari penderitaan lebih lanjut," kata Joseph Kinyua, kepala layanan publik dan kepala staf Presiden Kenya.

Sebagian besar korban kelaparan di Kenya adalah penggembala nomaden di wilayah utara. Pemerintah pusat telah mengalokasikan 100 juta dolar AS untuk aksi tanggap darurat dan menyediakan makanan, layanan kesehatan, air, serta sanitasi.

"Kondisi cenderung memburuk jika musim hujan berikutnya gagal, seperti yang saat ini telah diperkirakan," katanya.

Sementara di Somalia, kekeringan telah ditetapkan sebagai bencana nasional yang diikuti dengan peringatan ancaman kelaparan. Sedikitnya 360 ribu anak-anak Somalia mengalami gizi buruk, yang artinya mereka bisa meninggal dunia dalam beberapa minggu jika tidak mendapatkan bantuan makanan.

Negara ini pernah menghadapi krisis serupa pada 2011 lalu, yang membunuh sekitar 260 ribu orang. Tahun ini, krisis pangan dan air mengancam enam juta penduduk Somalia atau setengah dari seluruh populasi negara itu.

Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson bahkan melakukan kunjungan mendadak pada Rabu (15/3), ke Somalia. Ia bertemu langsung dengan Presiden Mohamed Abdullahi Mohamed guna membicarakan masalah kekeringan dan menyalurkan bantuan.

"Sangat memalukan kita menghadapi masalah yang semua hadapi, terutama tentu saja kekeringan dan risiko kelaparan. Saya pikir kita harus bergerak cepat untuk mengatasinya," kata Johnson kepada Mohamed di istana kepresidenan Villa Somalia, Mogadishu, dikutip Aljazirah.

Sebuah pernyataan dari kantor presiden Somalia mengatakan, Inggris akan memberikan 134 juta dolar AS untuk bencana kekeringan yang melanda beberapa bagian Somalia. Presiden Mohamed, yang dikenal sebagai Farmajo, menyalahkan bencana kekeringan tahun ini kepada kelompok bersenjata al-Shabab, yang terus mengontrol sejumlah bagian negara.

"Kekeringan ini benar-benar serius, dan sejauh ini kami telah kehilangan 60 persen dari ternak kami," kata Mohamed.

Gizi buruk juga mengintai 50 ribu anak-anak di Negara Bagian Borno, Nigeria. Wakil Direktur Eksekutif UNICEF untuk Program, Omar Abdi mengatakan, jumlah anak penderita gizi buruk meningkat dari hari ke hari. Mereka sangat membutuhkan makanan dan perawatan medis.

"Daerah ini, khususnya Nigeria Timur Laut, telah dipengaruhi oleh konflik yang berlarut-larut dan perpindahan besar-besaran yang mengakibatkan orang tidak mampu melakukan pertanian selama beberapa tahun dan menghadapi kesulitan pangan," kata Omar yang memimpin delegasi UNICEF untuk Maiduguri.

PBB telah memperingatkan bahwa dunia kini tengah menghadapi krisis kemanusiaan terbesar sejak akhir Perang Dunia II, dengan adanya jutaan orang yang menderita kelaparan. Sejak tahun lalu, Afrika Timur telah menghadapi kekeringan yang diperburuk oleh El Nino, yang menyebabkan pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. Hal itu menyebabkan seluruh tanaman pertanian layu, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan mendorong harga pangan menjadi lebih tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement