REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Amerika Serikat mengecam sikap Rusia yang menangkap para pengunjuk rasa ketua kelompok oposisi liberal Alexei Navalny. AS menyebut sikap Rusia itu sama saja melawan nilai-nilai demokrasi.
Kecaman ini terkait tindakan polisi yang menahan ratusan pengunjuk rasa di seluruh Rusia pada Ahad, (26/3). Polisi juga menangkap ketua kelompok oposisi liberal Alexei Navalny setelah ribuan pengunjuk rasa melakukan unjuk rasa di jalan-jalan melawan korupsi, dan meminta Perdana Menterin Dmitry Medvedev mundur dari jabatannya.
(Baca: Polisi Tahan Ratusan Pengunjuk Rasa di Rusia )
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Mark Toner mengatakan, AS meminta kepada Pemerintah Rusia untuk segera membebaskan para pengunjuk rasa. "Washington terganggu dengan penangkapan Navalny."
Salah satu pendiri OVD Info, organisasi HAM yang memonitor penahanan, Grigory Okhotin mengatakan, saat ini sebanyak 600 orang ditahan di Moskow.
Polisi mengatakan, sekitar 7.000 sampai 8.000 orang berada di Jalan Tverskaya. Mereka berkeliling di area tersebut pada siang hari. Pengunjuk rasa yang ditahan pada sore hari sekitar 500 orang.
Saat sore hari ratusan polisi anti huru hara berjejer di alun-alun Manezh di ujung Jalan Tverskaya. Mereka menghalau para pengunjuk rasa dari dinding Kremlin. Pengunjuk rasa ada yang berteriak, "Putin adalah pencuri."
Navalny meminta para pengunjuk rasa turun ke jalan setelah ada publikasi Medvedev mengumpulkan kekayaan besar yang jauh melampaui gaji resminya. Ini membuat mereka marah dan turun ke jalan-jalan.