Sabtu 01 Apr 2017 05:56 WIB

Amerika Serikat Mulai Lakukan Uji Coba Vaksin Zika

Rep: Kabul Astuti/ Red: Dwi Murdaningsih
Nyamuk Aedes aegypti terlihat di dalam tabung tes sebagai bagian dari penelitian tentang pencegahan penyebaran virus Zika.
Foto: Reuters/ Daniel Becerril
Nyamuk Aedes aegypti terlihat di dalam tabung tes sebagai bagian dari penelitian tentang pencegahan penyebaran virus Zika.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat mengumpulkan setidaknya 2.400 orang di Texas, Florida, Puerto Rico, dan lima negara berisiko tinggi terpapar Zika, meliputi Brasil, Meksiko, Panama, Kosta Rika, dan Peru.

Virus Zika berisiko menyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan di beberapa bagian Amerika Latin dan Karibia, dan terus menyebar ke negara-negara lain. Di Amerika, virus ini paling rentan menjangkit wisatawan.

"Sangat penting bagi penelitian kesehatan masyarakat untuk terus bekerja menvegah penyebaran virus ini," kata Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases NIH, Anthony Fauci, dilansir dari Associated Press, Jumat (31/3).

WHO Cabut Status Darurat Zika

Petugas kesehatan di Amerika Serikat sudah mulai mendaftar relawan untuk mengikuti uji coba vaksin ini. Setelah pengujian keamanan vaksin Zika menunjukkan tidak ada efek samping, para peneliti maju ke tahap berikutnya untuk mengetahui apakah vaksin ini benar-benar bekerja.

Anthony Fauci menerangkan ada dua tahap dalam uji coba vaksin ini. Pertama-tama, peneliti akan mengevaluasi 90 orang dewasa sehat yang diberi dosis berbeda untuk menentukan satu yang terbaik. Relawan ini akan diuji di Baylor, Universitas Miami, dan Universitas Puerto Rico.

Setelah dosis yang benar diketahui, bagian terbesar dari studi ini akan dimulai pada awal Juni di lokasi-lokasi yang berisiko tinggi terinfeksi Zika, dengan memberikan suntikan pada 2.400 relawan. Wanita hamil tidak diperkenankan mengikuti uji coba ini.

Semua relawan akan dilacak selama hampir dua tahun untuk melihat apakah vaksin ini benar-benar melindungi mereka dari infeksi Zika. Tapi, jangan berharap vaksin ini tersedia secara luas dalam waktu dekat.

Jika Zika menyebabkan banyak orang terinfeksi tahun ini, Fauci mengatakan, peneliti mungkin memiliki petunjuk pada awal 2018 tentang seberapa baik suntikan ini bekerja. Sebaliknya, jika virus Zika tidak terlampau menyebar mungkin akan membutuhkan lebih banyak relawan untuk memperoleh jawaban.

Bagi kebanyakan orang, Zika tidak menimbulkan gejala atau hanya gejala ringan seperti demam, nyeri, ruam gatal, atau mata merah. Tapi, virus ini kadang juga mampu menyebabkan kondisi kelunpuhan yang disebut Sindrom Guillain Barre, serta masalah jantung.

Fauci menyatakan Zika kemungkinan akan menjadi endemik di beberapa negara bagian Amerika. "Saya benar-benar berniat mendapatkan vaksin ini sampai ke titik vaksin ini bisa digunakan," ujar Fauci.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement