REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah anak perempuan yang ditemukan hidup bersama monyet di India ternyata bukan satu-satunya kisah tentang 'anak rimba'. Januari lalu, anak ini ditemukan polisi bersama kawanan monyet.
Ia bertingkah laku seperti mereka dan tampak sangat akrab dengan alam liar. Beberapa tahun sebelumnya, sejumlah kisah tentang anak liar juga diungkap ke publik.
Salah satunya cerita tentang perempuan Inggris bernama Marina Chapman. Ia mengklaim diri pernah tinggal bersama kawanan monyet saat usia empat hingga sembilan tahun di hutan Kolombia.
Dilansir dari Washington Post, Jumat (7/4), ia kemudian mengabadikan kisahnya dalam bentuk buku. Meski demikian, banyak yang meragukan kisahnya.
Kisah lain dialami oleh pria Nigeria bernama Bello. Ia ditemukan hidup dengan simpanse selama 18 bulan pada 1996.
Sebelumnya ia dibuang oleh keluarganya karena cacat. Selain Bello, ada juga John Ssebunya yang ditemukan hidup bersama monyet di hutan Uganda. Ia ditemukan pada 1991 saat berusia enam tahun.
Kabarnya, ia melarikan diri dari rumah saat berusia tiga tahun setelah ayahnya membunuh ibunya. Setelah ditemukan di hutan, ia ditempatkan di panti asuhan dan kemudian diadopsi.
Ia belajar bicara dan akhirnya hidup dengan normal. Ia bahkan jadi anggota paduan suara Pearl of Africa dan berpartisipasi dalam Olimpiade Khusus. Cerita Ssebunya ini diabadikan dalam sejumlah film dokumenter, termasuk serial Raised Wild dari Animal Planet.
Serial ini didokumentasikan oleh jurnalis dan antropolog, Mary-Ann Ochota. Saat itu ia menyelidiki tiga kasus anak-anak 'liar' yakni di Uganda, Ukraina dan Fiji.
Dalam situsya, Ochota menuliskan pengalamannya bertemu dengan mantan anak-anak rimba. Ia belajar dan mendengar cerita mereka.
Menurutnya, kisah mereka bisa memberi gambaran soal perkembangan anak manusia, budaya tingkah laku, kategori masyarakat yang berbeda, hingga menjelaskan hubungan antara manusia dan binatang.
Ia mengatakan, meski unik, anak-anak rimba ini juga sering jadi sumber malu sebuah keluarga atau komunitas. "Ini bukan kisah Jungle Book, ini lebih pada kisah mengerikan karena diabaikan dan disiksa," kata Ochota.
Menurutnya, kasus-kasus ini bisa terjadi karena kombinasi tragis kekerasan domestik juga kemiskinan. Anak-anak ini adalah korban yang dilupakan, diabaikan atau bahkan disembunyikan.