REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah laporan prediktif baru yang diterbitkan oleh kantor akuntan internasional ‘Deloitte’ mengatakan, perekonomian Wilayah Utara Australia (NT) yang lebih kecil dan labil akan lebih menderita dari sebagian besar negara bagian lain di Australia jika perekonomian Cina melambat.
Laporan bertajuk The Building the Lucky Country ini mengkaji tren potensial masa depan di Australia dan bagaimana beragam skenario bisa memengaruhi perekonomian. Laporan tahun ini memprediksi, jika pertumbuhan Cina melambat dan menggiring Australia ke dalam resesi, harga rumah akan merosot tajam -jatuh sebesar 9 persen dalam skala nasional -dan membuat pasar saham jatuh sebesar 17 persen.
Laporan ini memprediksi, jumlah lapangan pekerjaan di NT bisa turun 5 persen, lebih sedikit dari penurunan 8 persen di Australia Barat, tetapi lebih besar dari sejumlah negara bagian lain di Australia. Daryl Guppy, Presiden Dewan Bisnis Australia China cabang NT, mengambil pandangan yang lebih optimis.
"Kami tak terlalu bergantung pada minat warga China di sektor properti karena mereka biasanya memilih negara-negara bagian di selatan, karenanya pergolakan di bidang itumemiliki dampak yang lebih sedikit terhadap Wilayah Utara Australia (NT)," jelas Guppy.
Laporan ini juga menyatakan, sumber daya dan ekspor energi NT akan berada di bawah tekanan serta sektor konstruksi, khususnya begitu terpukul. Meski demikian, laporan ini mencatat, perekonomian NT kurang terdampak dibanding negara bagian lain, seperti Australia Barat misalnya.
Posisi NT aman jika Asia terus menanjak
Laporan ini juga melihat skenario dari lonjakan ekonomi berkelanjutan di Asia, yang menyebut bahwa NT akan berada di posisi strategis untuk mengambil keuntungan. "Lonjakan di Asia mendasari kenaikan serupa dalam perekonomian NT sendiri, mengingat kekuatan NT yang cukup besar di bidang peternakan dan pariwisata," sebut laporan itu.
"Dan reformasi di sini, di Australia, juga akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan upah, memberi dorongan positif lebih lanjut terhadap perekonomian wilayah ini."
Meski laporan Deloitte menyatakan bahwa NT akan mendapat keuntungan lewat kenaikan lapangan pekerjaan sebesar 1 persen di tahun 2013 dari lonjakan di Asia, Guppy menyebut, NT bisa berbuat lebih banyak untuk memenuhi tuntutan konsumen di wilayah tersebut. "Kami benar-benar berbicara tentang perubahan signifikan yang terjadi dalam layanan dan pemberian layanan," jelas Guppy.
"Dalam lingkup itu, lokasi bukannya tak menguntungkan. NT selalu berada di garis depan dalam mengadopsi metode komunikasi baru, sebagian karena kondisi isolasi itu sendiri,” terangnya.
"Seiring dengan perkembangan internet, seiring dengan perkembangan e-commerce, seiring dengan meluasnya mekanisme pengiriman, kami berada di posisi yang sangat menguntungkan," sebutnya.
Meski demikian, Guppy mengatakan, para politisi dan pebisnis harus mengambil pendekatan yang lebih inovatif untuk mengembangkan bisnis di NT mengingat data internet yang lebih cepat dan teknologi baru berarti lebih banyak industri yang sekarang bisa berkembang di luar kota-kota besar daripada sebelumnya.
"Terlepas dari itu, Darwin adalah tempat yang sangat nyaman untuk ditinggali. Mengapa Anda harus berlokasi di Melbourne dan Sydney untuk melakukan pekerjaan itu? Jawabannya adalah Anda tak harus," ujar Guppy.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Diterbitkan: 17:15 WIB 12/04/2017 oleh Nurina Savitri.