REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengunjungi pintu gerbang Zona Demiliterisasi (DMZ) yang menjadi pemisah antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut), Senin (17/4). Dengan meggunakan helikopter, ia juga akan mendatangi sejumlah wilayah di sekitar zona perbatasan tersebut.
Salah satunya adalah Panmunjom, desa yang menjadi wilayah perbatasan antara Korsel dan Korut. Di sana, penjagaan ketat dilakukan oleh pasukan militer kedua negara yang secara teknis masih berperang usai perang Korea pada 1950-1953 lalu. Perang diakhiri dengan perjanjian gencatan senjata dan bukan perdamaian.
Dilansir The Telegraph, Ahad (16/4), Kedatangan Pence ke DMZ menjadi bagian dari rangkaian kunjungannya ke Korsel. Ia tiba pada Ahad (16/4) kemarin dengan serangkaian agenda yang diantaranya adalah pembahasan mengenai keagresifan Korut dalam mengembangkan dan menguji program nuklir.
Pence juga disebut akan membicarakan tentang menggunakan opsi-opsi militer dalam menghadapi Korut. Beberapa pilihan dari langkah itu sudah dipertimbangkan, namun masih harus didiskusikan lebih lanjut dengan Jenderal Vincent Brooks, kepala angkatan militer AS di Korsel.
Kunjungan Pence ke Korsel juga untuk mengisi beberapa garis kebijakan umum Presiden AS Donald Trump. Awal pekan ini, Trump melalui akun jejaring sosial Twitter miliknya menyebut Korut sebagai negara bermasalah.
Pence mendarat di Ibu Kota Seoul, Korsel tak lama setelah Korut melakukan uji coba rudalnya. Sebelumnya, militer Korsel mengatakan Korut telah melakukan uji coba rudal terbaru di dekat wilayah Sinpo, Ahad (16/4).
Namun, militer Korsel mengklaim uji coba rudal tersebut telah gagal. Korut melakukan uji coba rudal sehari setelah menggelar parade militer di Pyongyang untuk merayakan ulang tahun pendiri negara terisolasi tersebut, Kim Il-sung. Dalam parade militernya, Korut menunjukkan rudal balistik terbarunya.