Selasa 18 Apr 2017 17:15 WIB

Pence Pastikan AS Dukung Jepang dari Ancaman Korut

Wakil Presiden AS Mike Pence (kiri) dan Wakil PM dan Menteri Keuangan Jepang Taro Aso usai konferensi pers di kantor perdana menteri di Tokyo, Selasa, 18 April 2017.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Wakil Presiden AS Mike Pence (kiri) dan Wakil PM dan Menteri Keuangan Jepang Taro Aso usai konferensi pers di kantor perdana menteri di Tokyo, Selasa, 18 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada Selasa (18/4) memastikan komitmen AS terus mendukung Jepang dari ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Pence tiba di Tokyo setelah mengunjungi Korea Selatan, di mana dia juga menyampaikan dukungan serupa.

Kepada Korea Utara, dia menegaskan era kebijakan kesabaran strategis Amerika Serikat terhadap Pyongyang sudah berakhir. Korea Utara memang rutin mengancam akan menghancurkan Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Akhir-akhir ini, negara tersebut juga sering melakukan uji coba senjata rudal kendali yang terbaru pada Ahad.

"Era kesabaran strategis sudah usai. Presiden Donald Trump kini tengah mengupayakan kerja sama dengan Jepang, Korea Selatan, dan semua negara sekutu di kawasan, serta Cina untuk mencari resolusi damai dan denuklirisasi semenanjung Korea," kata Pence di Tokyo sebelum makan siang bersama Perdana Menteri Shinzo Abe.

"Kami mengakui rakyat Jepang tinggal di tengah provokasi yang terus meluas di sekitar Laut Jepang. Kami 100 persen mendukung Anda," kata dia.

Sebelumnya pada Senin, wakil utusan Korea Utara untuk PBB, Kim In Ryong menuding Amerika Serikat telah menciptakan situasi di mana perang nuklir akan terjadi kapan saja. Dia juga menyatakan Korut berhak menggelar uji coba nuklir pada waktu dan di tempat yang diperlukan.

Wakil Menteri Korea Utara, Han Song-Ryol kepada BBC mengungkapkan uji coba rudal akan rutin dilakukan setiap pekan, bulan, dan tahun. Di sisi lain, presiden sementara Korea Selatan, Hwang Kyo-ahn pada Selasa mengatakan akan memperkuat persekutuan dengan Amerika Serikat dan bekerja sama dengan Cina untuk mengurung tetangganya di utara.

"Kami akan bekerja keras melindungi keutuhan wilayah dan keselamatan warga," kata dia.

Pada Senin, Pence menjelaskan Trump telah menunjukkan komitmen terhadap dunia dengan mengirim serangan rudal ke wilayah Suriah dan menjatuhkan bom terbesar di dunia di Afghanistan untuk menghancurkan kelompok bersenjata ISIS. "Korea Utara tidak seharusnya menguji kesabaran atau kekuatan angkatan bersenjata Amerika Serikat di kawasan ini," kata Pence.

Pemerintahan Trump sendiri sudah mengingatkan aksi militer akan dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan Korea Utara.

Namun demikian, Amerika Serikat mengaku masih fokus terhadap pemberlakuan sanksi ekonomi yang lebih tegas, untuk menghindari konflik meluasnya konflik ke kawasan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement