Jumat 21 Apr 2017 05:05 WIB

AL Rusia Tiba di Filipina untuk Latihan Bersama

Angkatan Laut Filipina berada di depan kapal penjelajah berpeluru kendali Varyag milik Angkatan Laut Rusia saat merapat di Pier 15, South Harbor, Metro Manila, Filipina, 20 April 2017.
Foto: REUTERS/Romeo Ranoco
Angkatan Laut Filipina berada di depan kapal penjelajah berpeluru kendali Varyag milik Angkatan Laut Rusia saat merapat di Pier 15, South Harbor, Metro Manila, Filipina, 20 April 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Kapal Angkatan Laut Rusia tiba di Filipina, Kamis (20/4), untuk latihan bersama sebagai bagian dari upaya bagi ikatan keamanan baru di bawah perubahan kebijakan luar negeri Presiden Rodrigo Duterte mendekati musuh lama sekutu utama Filipina, AS.

Kapal penjelajah berpeluru kendali Varyag, bersama kapal tangki bahan bakar Pechenge berada dalam kunjungan niat baik empat hari ke Filipina, pelabuhan kedua persinggahan kapal perang Rusia dalam tiga bulan. Langkah itu adalah bagian dari yang digambarkan Duterte sebagai pewujudan amanat hukum kebijakan luar negeri mandiri.

Dia tidak merahasiakan dendamnya terhadap Amerika Serikat dan berteman dengan Rusia dan Cina menjadi pengutamaannya dalam upaya keberagamannya. Direktur Urusan Masyarakat AL Filipina, menyatakan Filipina berharap belajar dari Rusia selama pelatihan serta pertunjukan peralatan dan persenjataan canggih.

Jadwal itu meliputi pelatihan dan olah raga dengan kapal utama armada Pasifik Rusia tersebut, ditambah pementasan oleh awak asal Rusia di taman. Komandan Rusia Kapten Alexsei Ulyanenko menyatakan persinggahan pelabuhan tersebut akan memberi iuran berarti untuk memperkuat hubungan dan menjaga ketenangan di kawasan itu.

Moskow ingin membantu Manila melawan garis keras dan pembajakan, meningkatkan kerja sama dan pelatihan di bidang Filipina sejak lama bekerja sama dengan tokoh mantan penjajahnya, Amerika Serikat. Hubungan tersebut diperkirakan berkembang lebih lanjut pada bulan depan ketika Duterte dan timpalan Rusianya Vladimir Putin menyaksikan penandatanganan perjanjian pertahanan di Moskow.

Ketika Duterte bertemu dengan Putin untuk pertama kali pada tahun lalu, pemimpin Filipina itu berbicara panjang tentang yang disebutnya kemunafikan Amerika Serikat. Duterte memerintahkan menteri pertahanannya melihat bagaimana Filipina dapat memperoleh peralatan militer modern dari Rusia, seperti pesawat nirawak, perlengkapan penglihatan malam, senapan runduk, dan bahkan helikopter.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement