Rabu 03 May 2017 08:48 WIB

Menopang Hidup dari Ulat Mopane

Ulat mopane di Zimbabwe.
Foto:
Memanen ulat mopane di Zimbabwe.

"Saya mulai memanen dan menjual ulat ini tahun ini dan dalam waktu singkat saya mengerjakan ini, saya sudah bisa mengumpulkan uang untuk menunjang keluarga saya, membayar biaya sekolah buat anak-anak saya dan membayar sewa," kata Sibanda, orang tua tunggal yang berusia 46 tahun dengan tiga anak.

Keluarga Sibanda tinggal di Kota Kwekwe, sedangkan dia menetap di Beitbridge untuk menjual ulat mopane ke warga lokal dan mereka yang menyeberang ke negara tetangga Zimbabwe, Afrika Selatan untuk menjual kembali ulat itu. "Saya bisa memperoleh 100 dolar AS per pekan dari hasil menjual ulat ini. Saya mematok harga 25 dolar AS per ember ukuran 20 liter dan karena ulat ini jadi langka, saya sekarang memperoleh sebanyak empat ember per pekan, bukan 10 ember selama masa puncak," katanya.

Puncak musim panen biasanya dimulai sekitar Maret dan berlangsung sampai April. Jadi Lydia dan rekannya akan segera pulang dan menunggu musim panen lagi tahun depan.

Vimbai Dube (59) meninggalkan desa tempat tinggalnya di Mberengwa, lebih dari 100 kilometer, untuk menetap di semak-semak dan memanen ulat mopane. Ia berharap bisa menukar ulat itu dengan makanan pokok seperti jagung sebab tanamannya gagal panen akibat hujan yang turun terus-menerus sepanjang tahun ini.

"Saya bisa memperoleh 10 ember ulat selama dua pekan belakangan dan saya akan menukar ulat tersebut dengan jagung," kata Vimbai Dube, nenek sembilan cucu yang menjadi tulang-punggung keluarganya sebab suaminya yang menderita asma tak bisa bekerja.

Seorang lagi ibu tiga anak, Viola Mashavira (44), datang jauh-jauh dari Ibu Kota Zimbabwe, Harare untuk memanen ulat mopane untuk dijual. Mashavira mengatakan usaha memanen dan menjual ulat mudah sebab tidak memerlukan modal awal dibandingkan dengan perdagangan lintas perbatasan, selain juga penuh risiko.

Ia mengatakan sekalipun setelah ia melanjutkan perjalanan lintas perbatasan ke Mozambik, tempat ia membeli bermacam barang untuk dijual kembali di Zimbabwe, ia akan kembali ke usaha ulat mopane ketika musim panen dimulai. Nhamo Mushamba mengatakan ia dulu biasa berjuang bertahan hidup dengan menjual kol di kota kecil perbatasan Beitbridge. Sebuah usaha yang ia katakan tidak menghasilkan banyak uang.

"Pada masa depan, saya akan menghentikan perdagangan lintas perbatasan dan menggeluti usaha ulat mopane segera setelah musimnya dimulai," ujar wanita itu.

AP/Tsvangirayi Mukwazhi

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement