REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Angkatan Udara Mesir menghancurkan sekumpulan kendaraan pembawa senjata selundupan, yang menyeberang masuk ke Mesir melalui Libya, kata pihak militer pada Senin (8/5).
Dalam pernyataan di laman Facebook, mereka menyatakan 15 kendaraan empat roda yang membawa senjata dan barang selundupan lainnya telah hancur dalam serangan udara selama 48 jam terakhir. Sebuah video yang dikeluarkan militer menunjukkan adegan ketika jet tempur dan helikopter menyerang sasaran di padang pasir.
Militer tak mengatakan siapa yang mengendarai kendaraan-kendaraan tersebut atau memberikan rincian apa pun terkait korban. Pada Januari, Kementerian Dalam Negeri mengatakan setidaknya delapan polisi tewas ketika gerilyawan pemberontak menyerang sebuah pos pemeriksaan keamanan di gurun bagian barat Mesir.
Aksi angkatan udara itu terjadi menyusul kejadian ketika pasukan keamanan membunuh delapan petempur yang diketahui sebagai anggota Ikhwanul Muslimin dalam baku tembak di selatan negara itu, menurut keterangan kementerian itu. Mesir telah melarang kelompok organisasi tersebut dan menetapkannya sebagai sebuah kelompok teroris. Organisasi yang mengaku mereka melakukan aktivitas damai, tidak segera berkomentar untuk menanggapi hal itu.
Sebuah pernyataan dari kementerian tersebut pada Senin mengatakan mereka yang tewas dalam pertempuran di wilayah selatan termasuk Helmi Saad Masri, yang disebut-sebut sebagai seorang pemimpin terkemuka dari Ikhwanul Muslimin. Pernyataan tersebut tidak menjelaskan lokasi yang tepat saat peristiwa baku tembak itu terjadi, namun pernyataan itu mengatakan polisi mendapatkan sejumlah tembakan saat mencoba untuk mendekati kelompok tersebut.
Mesir bulan lalu mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan setelah dua aksi bom gereja yang diklaim oleh kelompok ISIS, yang menewaskan lebih dari 45 orang.