Sabtu 13 May 2017 13:27 WIB

Korut Isyaratkan Berdialog dengan AS Soal Program Nuklir

Rep: kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.
Foto: reuters
Citra satelit yang menunjukkan lokasi reaktor nuklir Korea Utara (Korut) Yongbyon.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) untuk Urusan Amerika Serikat (AS) Choe Son Hui mengatakan ada kemungkinan negaranya akan menjalin dialog dengan Negeri Paman Sam terkait program nuklir dan ketegangan di Semenanjung Korea. Kendati demikian, ia belum dapat memastikan kapan hal itu akan terjadi. 

 "Kami akan berdialog jika kondisinya sudah ada," kata Choe Son Hui ketika ditanya apakah Korut sedang bersiap untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintahan Donald Trump. 

 

Ia juga memberi isyarat tentang adanya kemungkinan pembicaraan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang baru saja terpilih pada pilpres lalu. "Kita lihat saja nanti," ucap Choe Son Hoi ketika ditanya apakah bersedia berbicara dengan Moon Jae-in. 

 

Selain menjabat sebagai Dirjen Kementerian Luar Negeri Korut untuk Urusan AS, Choe Son Hui juga merupakan anggota veteran tim perunding nuklir Korut. Komentar terbarunya ini muncul di tengah upaya masyarakat internasional mendesak Korut untuk menghentikan program nuklirnya. 

 

Pada akhir April lalu, Trump mengatakan bahwa konflik besar bisa saja terjadi antara AS dengan Korut. Namun ia lebih memilih untuk menyelesaikan ketegangan di antara kedua negara melalui jalur diplomasi dan perundingan. 

 

Trump juga mengungkapkan bahwa dirinya tak ragu dan akan merasa terhormat bila dapat bertemu dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un. Namun pertemuan tersebut harus digelar di bawah kondisi yang benar dan tanpa ancaman. 

 

Korut diketahui telah melakukan lima kali uji coba rudal nuklir. Hal tersebut telah menentang sanksi dari PBB. Kendati dikecam oleh sejumlah negara, namun Korut menegaskan tak akan pernah menghentikan program nuklir yang dikembangkannya.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement