REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) bersedia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Hal itu akan terjadi jika waktu dirasa tepat bagi pemerintah Korut.
Pejabat kementerian Korut yang bertanggung jawab terkait urusan Amerika Utara, Choe Son-hui mengatakan, pertemuan itu akan dipertimbangkan. Seorang diplomat senior Korut mengatakan dialog dengan pemerintahan Trump mungkin dilakukan menyusul pertemuan dengan mantan pejabat pemerintah AS di Norwegia.
Seperti dikutip BBC, Ahad (14/5) Choe memberikan komentar itu saat transit ketika kembali ke Pyongyang setelah pertemuan di Oslo. Ia adalah salah satu pejabat yang terlibat dalam perundingan nuklir di masa lalu.
Awal bulan ini, Donald Trump mengaku terhormat bisa bertemu dengan Presiden Korut Kim Jong-un. Pertemuan tersebut guna membahas memanasnya tensi kedua negara menyusul rudal balistik dan program nuklir Korut.
Trump sebelumnya mengatakan ingin menyelesaikan ketegangan kedua negara secara damai. Dia ingin menghindari konflik besar yang mungkin terjadi akibat memanasnya tensi tersebut.
Seperti diketahui, kedua negara terlibat beberapa aksi militer dalam beberapa pekan terakhir menyusul percobaan rudal korut. AS kemudian merespon dengan mengirim kapal perang ke wilayah tersebut dan memasang sebuah sistem anti-rudal kontroversial di Korsel.