Sabtu 27 May 2017 15:29 WIB

Menteri Utama Victoria Minta Maaf pada Komunitas Cina

Keturunan penambang emas Cina mendapat perlakuan rasialis saat tiba di tambang emas Victoria, Australia.
Foto: ABC
Keturunan penambang emas Cina mendapat perlakuan rasialis saat tiba di tambang emas Victoria, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menteri Utama (Premier) negara bagian Victoria, Australia, Daniel Andrews menyatakan permintaan maaf kepada komunitas Cina atas kebijakan rasialisme dan perlakuan tidak adil yang dialami nenek moyang mereka di era kejayaan tambang emas di wilayah itu.

Premier Andrews menyatakan permintaan maaf tersebut Kamis (25/5) di hadapan komunitas Cina, termasuk di antaranya keturunan para penambang emas Cina yang pertama kali datang ke Australia 160 tahun lalu.

"Tidak ada kata terlambat untuk minta maaf. Kepada setiap orang Cina di Victoria atas nama Parlemen Victoria, atas nama Pemerintahan Victoria, saya mengungkapkan kesedihan terdalam kami dan kami sangat menyesal," kata Andrews.

Sejarah Memalukan

Gambar dari tahun 1854 menunjukkan penambang China berjalan ke tambang emas dengan bawaan mereka..
Gambar dari tahun 1854 menunjukkan penambang China berjalan ke tambang emas dengan bawaan mereka.

Koleksi: State Library of Victoria

Pada 1850-an, para migran Cina diwajibkan membayar 10 poundsterling, setiap kali mereka memasuki wilayah negara bagian Victoria. Adrian Hem, salah satu keturunan migran Cina tersebut mengatakan saat itu jumlah ini sangat besar nilainya.

"Jumlahnya sama dengan upah bertahun-tahun di masa tersebut," katanya.

Ia mengatakan mereka yang membayar pajak seringkali harus menghadapi utang besar. "Mereka ... hampir sama seperti budak, harus bekerja membayar hutang mereka untuk datang ke Australia," katanya.

Untuk menghindari pajak, banyak penambang yang memilih masuk dari kawasan di Robe di Australia Selatan, untuk kemudian berjalan ratusan kilometer menuju ladang emas di negara bagian Victoria. Beberapa di antara mereka meninggal karena kelaparan atau kelelahan, ada pula yang mendapat perlakukan rasisme dan pemisahan.

Untuk menandai peringatan ke 160 tahun perjalanan lintas negara bagian tersebut, sekelompok warga Australia keturunan Cina, termasuk beberapa keturunan migran asal Cina, berjalan dari Robe menuju Melbourne. Mereka kemudian bertemu Premier Daniel Andrews.

Mereka yang berpartisipasi dalam acara "Great Walk" disambut oleh komunitas Cina, tarian barongsai, dan musik. Premier Andrews kemudian bertemu dengan mereka di Gedung Parlemen. Ia memuji kegigihan para migran asal Cina, meskipun ada kebijakan yang sulit dan rasial.

"Tindakan tersebut sangat memalukan," katanya.

"Tapi dengan fokus pada kerja keras, keluarga, dan memberikan sesuatu kembali pada warga ... saya rasa tidak ada orang yang memberikan kontribusi lebih besar ... kepada multikultur yang modern, yang kita banggakan dan hargai."

"Kekayaan budaya dan keberagaman inilah yang membedakan kita. Membuat kita lebih kuat, lebih aman," ujarnya.

Beberapa di antara komunitas Cina yang hadir terharu dan meneteskan air mata mereka setelah permohonan maaf disampaikan. Tapi bagi mereka yang melakukan napak tilas perjalanan nenek moyangnya, permintaan maaf tersebut tidaklah terlalu penting.

Bagi mereka, yang paling penting adalah sejarah tidak akan terulang kembali. "Ini membanggakan kami, apa yang nenek moyang kita lakukan," kata Adrian Hem.

"Sejarah adalah guru terhebat. Masa kini mengajarkan kepada kita seperti apa kehebatan yang dimiliki negara ini dan masa depan akan menunjukkan bahwa kita bisa hidup bersama dengan damai."

Partisipan 'The Great Walk' disambut hiburan saat tiba di gedung parlemen Victoria.
Partisipan 'The Great Walk' disambut hiburan saat tiba di gedung parlemen Victoria. ABC News: Iskhander Razak

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada Jumat 26/05/2017 pukul 11:45 AEST. Simak beritanya dalam bahasa Inggris di ABC News.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/permohonan-maaf-pada-keturunan-penambang-emas-asal-china/8561496
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement