REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sejumlah partai telah menangguhkan kampanye pemilu nasional Inggris setelah serangan teror terjadi di London Bridge dan Pasar Borough pada Sabtu (3/6). Dalam serangan itu, sedikitnya sembilan orang tewas, termasuk tiga pelaku yang ditembak mati polisi.
Partai Konservatif menyatakan, mereka telah memutuskan untuk tidak berkampanye secara nasional pada Ahad (4/6). Penangguhan kampanye dilakukan setelah banyaknya laporan mengenai serangan teror tersebut dan dampak yang ditimbulkan.
Sementara Partai Buruh mengatakan pihaknya akan menunda kampanye nasional setelah berkonsultasi dengan sejumlah pihak lain. "Partai Buruh akan menangguhkan kampanye nasional sampai malam ini, setelah berkonsultasi dengan pihak lain, sebagai tanda penghormatan bagi mereka yang meninggal dunia dan mengalami luka," ujar pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dikutip The Guardian.
"Mereka yang ingin menyakiti rakyat kita, memecah belah masyarakat kita, dan menyerang demokrasi kita, tentunya tidak akan berhasil. Kita akan berdiri bersama untuk mempertahankan nilai solidaritas, kemanusiaan, dan keadilan. Kita tidak akan membiarkan teroris menggagalkan proses demokrasi kita," kata Corbyn.
Partai Liberal Demokrat juga telah menangguhkan kampanye nasional, yang kemudian diikuti oleh Partai Hijau. "Kejadian mengerikan malam ini di London mengingatkan kita betapa kita sangat berhutang kepada tim layanan darurat kita. Rasa duka dan doa saya untuk semua orang terkena dampak," tulis Pemimpin Partai Liberal Demokrat Tim Farron, dalam akun Twitter pribadinya.
"Ini adalah serangan brutal dan barbar dan hati saya ada untuk semua korban dan keluarga mereka. Layanan darurat merespons dengan cara yang patut dicontoh dan jelas juga bahwa banyak masyarakat yang menanggapi dengan keberanian tanpa pamrih terhadap kejadian mengerikan di London tadi malam," ujar Wakil Pemimpin Partai Hijau, Jonathan Bartley.
Partai Nasional Skotlandia, Partai Perburuhan Skotlandia, dan Partai Liberal Demokrat Skotlandia bahkan membatalkan acara kampanye nasional yang rencananya akan diselenggarakan pada Ahad (4/6). Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan, pejabatnya telah menjalin komunikasi dengan pemerintah Inggris dan Polisi Skotlandia terkait insiden ini.
"Mengikuti serangan teroris yang mengerikan di pusat kota London tadi malam, kami bekerja sama dengan pemerintah Inggris dan Polisi Skotlandia untuk memantau situasinya," kata Sturgeon.
Penangguhan ini adalah penundaan kampanye kedua yang dilakukan Inggris karena adanya aksi terorisme. Sebelumnya kampanye nasional ditangguhkan selama tiga hari setelah sebuah serangan bom terjadi di Manchester, yang menewaskan 22 orang.
Pada Ahad (4/6), Perdana Menteri Theresa May mendatangi Whitehall untuk menemui menteri senior dan kepala keamanan dalam pertemuan Komite Darurat Cobra. May dan Corbyn bergabung dengan politisi lain untuk menyampaikan ketakutan dan kecemasan mereka atas serangan di London Bridge and Pasar Borough.
Serangan teror itu bermula dari sebuah van putih yang berjalan dengan kecepatan 80 km per jam dan menabrak kerumunan pejalan kaki di Jembatan London atau London Bridge. Tiga pelaku yang berada di dalam mobil kemudian berlari ke Pasar Borough dan melakukan penikaman secara membabi buta.
May mengeluarkan sebuah pernyataan singkat sesaat setelah kejadian tersebut. Pernyataan May disampaikan sebelum polisi mengumumkan jumlah korban tewas menjadi enam orang dan pelaku serangan telah berhasil ditembak mati. "Setelah mendapat laporan dari polisi dan petugas keamanan, saya dapat memastikan bahwa insiden mengerikan di London dapat dianggap sebagai tindakan terorisme," kata May.
"Investigasi harus dilakukan dengan cepat. Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada polisi dan layanan darurat yang ada di tempat kejadian. Rasa duka kamj ada pada mereka yang terjebak dalam kejadian mengerikan ini," ujarnya.