Selasa 13 Jun 2017 02:01 WIB

Menlu Qatar Kunjungi Inggris, Bahas Apa?

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani saat berada di Beograd, Serbia.
Foto: AP Photo/Darko Vojinovic
Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani saat berada di Beograd, Serbia.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Menteri Luar Negeri (Menlu) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengunjungi London, Inggris, Senin (12/6). Tujuannya ke sana adalah untuk meminta Inggris mengecam embargo udara ilegal yang dilakukan oleh negara-negara Teluk.

Setibanya di Inggris, al-Thani dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson. “Kami meminta Inggris, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya untuk mengecam tindakan ilegal seperti embargo udara dan pemutusan hubungan kerja,”ujarnya seperti dilaporkan laman Al Araby.

Kendati demikian, al-Thani menegaskan bahwa negaranya tidak meminta Inggris atau negara lainnya untuk memihak pada Qatar terkait krisis yang terjadi di kawasan Teluk. “Kami tidak meminta negara manapun, termasuk pemerintah Inggris, untuk memihak (kepada Qatar). Tapi kami meminta mereka untuk mengenali bahwa embargo udara ini ilegal dalam hukum internasional,” katanya menerangkan.

Pekan lalu, beberapa negara Teluk, antara lain Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yaman, Bahrain, dan Mesir, memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara tersebut juga memblokade jalur laut, darat, dan udara untuk mengisolasi Qatar. Hal tersebut dilakukan karena negara-negara Arab menuding Qatar sebagai penyokong kelompok teroris.

Qatar membantah dan mengecam tuduhan tersebut. Mereka menilai tudingan dan keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik didasarkan pada berita palsu atau hoaks yang beredar.

Kendati demikian, Doha menegaskan bahwa pihaknya siap bernegosiasi dengan negara-negara yang berkepentingan di Teluk. Namun, al-Thani mengatakan bahwa beberapa upaya mediasi telah gagal. “Masih belum jelas apa yang mereka inginkan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement