Rabu 14 Jun 2017 21:14 WIB

Tentara Niger Selamatkan 92 Migran di Gurun Sahara

Rep: Fira Nursyabani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gurun Sahara. Ilustrasi
Foto: Reuters
Gurun Sahara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Tentara Niger menyelamatkan 92 migran yang berada di ambang kematian di tengah-tengah Gurun Sahara. Para migran termasuk wanita dan anak-anak itu dilaporkan telah ditelantarkan oleh pelaku perdagangan orang, tanpa air dan makanan.

Rute dari Nigera ke Libya adalah salah satu cara utama sejumlah migran untuk mencapai Afrika Utara sebelum melintasi Laut Tengah dan sampai ke Eropa. Namun, rute yang melewati padang pasir ini sangat berbahaya, terlebih para migran dijejalkan ke truk-truk pick-up dan hanya memiliki sedikit bekal makanan atau air.

Dua pekan lalu, lebih dari 40 migran meninggal dunia karena kehausan di Gurun Sahara, setelah truk mereka mogok. Sementara Juni lalu, jenazah 34 migran, termasuk di antaranya 20 anak-anak, juga ditemukan di Gurun Sahara dekat perbatasan Niger dengan Aljazair.

Para migran yang berhasil diselamatkan ini kemudian dirawat oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di Kota Dirkou di Niger utara. "Para migran, yang sebagian besar berasal dari Nigeria, Senegal, dan Burkina Faso, berhasil diselamatkan karena mereka ditinggalkan di dekat sebuah sumur," ujar Kepala IOM, Giusseppe Lopreta, dikutip BBC.

Kondisi Gurun Sahara yang tak kenal ampun, seringkali membuat kendaraan rusak dan bisa menjadi hukuman mati bagi para migran. Niger berfungsi sebagai titik transit bagi orang-orang Afrika Barat yang berharap bisa mencapai Eropa untuk memulai kehidupan yang lebih baik.

Setiap tahun, puluhan ribu migran melintasi Sahara untuk mencapai Libya. Dari pantai Libya mereka menaiki perahu reyot ke Eropa. Setelah menghadapi ancaman kematian, mereka juga menghadapi ancaman kematian di Laut Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement