REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Memperingati hari ulang tahun Ratu Elizabeth yang ke-91, sebuah perayaan dan parade bertajuk "Trooping the Colour" digelar di London, Inggris, Sabtu (17/6). Perayaan ini telah menjadi tradisi dan dihelat sejak beradab-abad lalu.
Sebelum memulai tradisi Trooping the Colour, Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip mengehingkan cipta terlebih dulu selama satu menit di alun-alun Istana Buckingham. Hal itu dimaksudkan untuk mengungkapkan simpati dan belasungkawa terhadap insiden kebakaran di Grenfell Tower, London.
Seusai mengheningkan cipta, tradisi Trooping the Colour pun dimulai. Dalam parade tersebut, sekitar 1400 tentara dari divisi pribadi Ratu Elizabeth, 400 pemusik, dan 200 kuda berpawai dari Istana Buckingham menuju The Mall, salah satu jalan utama di London.
Dilaporkan laman News.com.au, pada pawai dan parade kali ini, Ratu Elizabeth hadir dengan menumpang sebuah kereta terbuka. Ia duduk bersanding dengan suaminya Pangeran Philip yang telah berusia 96 tahun.
Dari The Mall, pawai kemudian menuju Horse Guards Parade. Setelah itu, iring-iringan kembali lagi ke Istana Buckingham untuk memberi hormat kepada Yang Berdaulat.
Sekembalinya ke Istana Buckingham, Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip bergabung bersama anggota keluarga kerajaan lainnya, antara lain Pangeran Harry, Pangeran Andrew, Pangeran York, Pangeran Edward, Duchess of Cornwall Camilla Rosemary, Duchess of Cambridge yang juga istri Pangeran William, Catherine beserta kedua anaknya Putri Charlotte dan Pangeran George.
Mereka berkumpul di balkon Istana Buckingham untuk menyaksikan pertunjukan akrobatik udara yang diperagakan oleh The Red Arrows dari Royal Air Force Aerobatic Team. Terdapat sekitar 29 pesawat yang beraksi dalam pertunjukkan akrobatik udara tersebut.
Ratu Elizabeth II yang memiliki nama Elizabeth Alexandra Mary lahir pada 21 April 1926 di London, Inggris. Setelah naik takhta pada 6 Februari 1952, Ratu Elizabeth menjadi Ketua Persemakmuran sekaligus Ratu dari tujuh Alam Persemakmuran merdeka, yakni Britania Raya, Kanada, Australia, Selendia Baru, Afrika Selatan, Pakistan dan Sri Lanka.
Masa pemerintahan Ratu Elizabeth selama 65 tahun merupakan masa pemerintahan terpanjang dalam sejarah Monarki Britania Raya. Ia telah melampaui masa pemerintahan terpanjang sebelumnya yang diemban oleh nenek buyutnya, yakni Ratu Victoria, yang memerintah selama 63 tahun.
Sebelum menikah dengan Pangeran Philip pada November 1947, pertunangan keduanya sempat menimbulkan polemik dan perdebatan. Hal ini karena Pangeran Philip tidak memiliki dasar keuangan yang memadai serta merupakan seorang kelahiran asing. Selain itu, Pangeran Philip juga memiliki saudara perempuan yang telah menikah dengan seorang bangsawan Jerman Nazi.
Beberapa penasihat kerajaan berpikir bahwa Pangeran Philip tidak cukup baik untuk Ratu Elizabeth. Selain karena kondisi perekonomiannya, Pangeran Philip juga merupakan seorang kelahiran asing. Sri Ratu Elizabeth Bowes juga disebut menentang pertunangan antara Ratu Elizabeth dengan Pangeran Philip. Kendati demikian, pernikahan keduanya tetap berlangsung.
Sebelum prosesi pernikahan digelar, Pangeran Philip menanggalkan gelar Yunani dan Denmark-nya. Ia juga pindah agama dari Ortodoks Yunani ke Anglikan, serta mengganti gelarnya menjadi "Letnan Philip Mountbatten", mengadopsi nama keluarga Inggris dari pihak ibunya. Tepat sebelum pernikahan, Pangeran Philip dinobatkan menjadi Dutch of Edinburgh dengan gelar His Royal Highness (Yang Mulia).