Rabu 21 Jun 2017 12:35 WIB

Filipina Mulai Bangun Kembali Marawi

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Pemandangan Kota Marawi, Filipina yang hancur akibat pertempuran antara pasukan pemerintah dan militan ISIS.
Foto: Reuters
Pemandangan Kota Marawi, Filipina yang hancur akibat pertempuran antara pasukan pemerintah dan militan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Pemerintah Filipina memulai upaya untuk membangun kembali Kota Marawi yang hancur akibat pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok Maute yang berafiliasi dengan ISIS.

Juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan, alat berat dan personel pembantu sedang dikirim ke Marawi untuk mempercepat upaya tersebut.

Padilla tidak memberi rincian jumlah personel yang akan dikerahkan untuk membangun kembali Marawi, namun ia mengatakan pemerintah akan mengirim sedikitnya dua batalion.

"Ketahanan musuh terus berkurang dan daerah yang dikuasai musuh juga terus berkurang saat pasukan keamanan pemerintah mendapatkan kemajuan. Pasukan terus mendesak musuh," ungkap Padilla seperti dikutip Philippine News Agency.

Direktur Eksekutif Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) Filipina Ricardo Jalad pekan lalu menjanjikan rehabilitasi yang lebih cepat di kota yang dilanda perang tersebut.

Sementara juru bicara kepresidenan Ernesto Abella mengatakan, pemerintah Filipina akan mengalokasikan 199 juta dolar AS untuk membangun kembali Marawi di bawah program yang dipimpin oleh Departemen Pertahanan Nasional (DND).

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (20/6) Presiden Rodrigo Duterte mengatakan akan melipatgandakan anggaran pembangunan yang diajukan oleh DND. Saat ini sudah ada 16 bangunan yang sebelumnya dipakai sebagai benteng oleh Maute, sudah dibangun kembali oleh pasukan pemerintah.

Duterte juga meminta maaf kepada penduduk Marawi karena telah memberlakukan darurat militer di wilayah itu. Dia bersumpah untuk membangun kembali Marawi dan membuatnya kembali menjadi indah.

Militer Filipina menargetkan selesainya pertempuran di Marawi pada akhir Ramadhan yang berakhir pekan ini. Duterte menempatkan seluruh pulau Mindanao di bawah darurat militer pada 23 Mei, menyusul serangan kelompok Maute yang membakar beberapa bangunan, termasuk sebuah gereja Katolik, sebuah sekolah, dan rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement