Selasa 04 Jul 2017 02:12 WIB

Akankah Qatar Penuhi Tuntutan Arab Saudi?

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Agung Sasongko
Qatar
Foto: AP
Qatar

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Kesediaan Qatar untuk memenuhi tuntutan empat negara yang dipimin Arab Saudi masih menjadi misteri. Mehran Kamrava dari Sekolah Tinggi Dinas Luar Negeri Universitas Georgetown di Qatar mengatakan kepada CNN Senin (3/7) bahwa dia ragu terjadi banyaknya kompromi daftar tuntutan, yang menurutnya memiliki target lebih besar di balik ini.

Arab Saudi juga menuntut agar Qatar memutuskan hubungan dengan organisasi ekstremis termasuk Ikhwanul Muslimin dan Hamas. Namun Kamrava mengatakan Qatar mungkin bisa memberi tempat untuk Hamas.

''Pemimpin Hamas berbasis di Qatar dan bisa menemukan tempat lain, katanya.

Kamrava mengatakan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) telah mengancam untuk menolak kontrak bisnis yang melakukan bisnis di Qatar. Dia yakin langkah selanjutnya adalah kemungkinan tekanan pada Qatar.

Ia menilai Qatar memiliki sejumlah perangkat untuk menahan tekanan. Misalnya, memiliki investasi yang kuat, ia memiliki cadangan devisa yang sehat dan sekarang mendapatkan pasokan, bahan makanan dan barang penting lainnya dari Turki dan Iran.

"Komunitas bisnis Qatar yang menderita. Komunitas bisnis yang memiliki banyak akar di tempat-tempat seperti Dubai dan Arab Saudi, dan saya pikir ini titik kritis berapa lama komunitas bisnis di Qatar tetap berada di belakang posisi pemerintah," ujarnya seperti dikutip dari CNN, Selasa (4/7).

Sebelumnya, negara-negara Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Mesir telah mengatakan kepada Qatar bahwa Doha harus berhenti mencampuri urusan mereka dan mengakhiri praktik memberi kewarganegaraan Qatar kepada warga negara mereka dan mengatakan bahwa negara kaya minyak tersebut harus membayar ganti rugi atas kerusakan atau biaya yang dikeluarkan karena kebijakan Qatar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement