Rabu 05 Jul 2017 20:29 WIB

Warga Mosul Alami Trauma Hebat Akibat Perang

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ilham Tirta
Warga Kota Mosul, Irak yang menjadi korban peperangan.
Foto: AP Photo/Hadi Mizban
Warga Kota Mosul, Irak yang menjadi korban peperangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lembaga bantuan kemanusiaan Doctors without Borders (MSF) mengungkapkan, kasus trauma di kalangan warga sipil Mosul meningkat tajam dalam tahap-tahap terakhir pertempuran di kota tersebut. Seperti diketahui, militer Irak hampir menguasai sepenuhnya Mosul setelah menggempur habis-habisan milisi ISIS di daerah yang dijuluki Kota Tua tersebut.

“Sungguh, ada tingkat penderitaan manusia yang sangat besar,” kata Jonathan Henry, coordinator darurat MSF di Mosul Barat, dalam sebuah konferensi pers di Jenewa, Swiss. Dalam enam pekan terakhir, dia berada di Irak untuk membantu warga Mosul yang berhasil lolos dan selamat dari pertempuran antara militer Irak dan milisi ISIS.

Henry mengaku cukup miris melihat kondisi warga Mosul yang harus terjebak dalam peperangan. “Warga sipil yang berhasil mendapatkan perawatan medis menderita luka bakar, luka tembak serta ledakan. Sementara itu, banyak wanita dan anak-anak yang memerlukan perawatan kritis dan kurang gizi,” katanya.

Ia menilai warga Mosul sangat terpukul dengan situasi dan kondisi yang harus dihadapinya. “Ini adalah populasi besar yang telah mengalami trauma akibat konflik yang sangat brutal dan mengerikan. Ini mempengaruhi kesehatan mental mereka dalam skala besar,” kata Henry.

Selama perang berkecamuk, terdapat banyak infrastruktur dan fasilitas medis yang runtuh. Hal tersebut, kata Henry, menjadi salah satu masalah bagi lembaganya. “Salah satu masalah utama kami adalah kami merasa hanya sebagian kecil pasien yang mampu mencapai fasilitas medis,” katanya.

Saat ini, MSF sedang merawat sekitar 100 orang yang cedera dan luka-luka akibat perang. 25 orang di antaranya adalah wanita dan anak-anak yang membutuhkan perawatan intensif karena kondisinya cukup kritis serta mengalami kekurangan gizi.

Sekitar 900 ribu orang atau hampir setengah dari populasi Mosul telah mengungsi sebelum perang memporak-porandakan kota mereka. Mereka tinggal di kamp-kamp pengungsian atau berlindung di rumah sanak saudara mereka yang lebih aman.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement