Rabu 19 Jul 2017 20:45 WIB

Imam Al-Aqsha: Kami Berdoa Sampai Detektor Logam Dilepas

Rep: Fira Nursyabani/ Red: Agung Sasongko
Imam Masjid Al Aqsha Palestina Syeikh Ikrimah Shabri membentangkan syal berkunjung ke Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Ahad (12/6). (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Imam Masjid Al Aqsha Palestina Syeikh Ikrimah Shabri membentangkan syal berkunjung ke Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Ahad (12/6). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Masjid Al-Aqsha, Shekh Ikrema Sabri, telah dipulangkan dari rumah sakit pada Rabu (19/7), setelah terluka oleh peluru karet polisi Israel. Sabri berjanji akan terus melakukan demonstrasi untuk menentang tindakan keamanan Israel di situs suci tersebut.

"Kami akan berdoa di jalan-jalan di sekitar masjid Al-Aqsha sampai detektor logam Israel dilepas," kata Sabri kepada kantor berita Anadolu.

 

Sabri berada di antara puluhan warga Palestina yang terluka dalam bentrokan dengan pasukan Israel di Yerusalem timur, pada Selasa (18/7). Mantan mufti agung Yerusalem itu mengatakan, tentara Israel menembakkan granat setrum ke jamaah selepas melaksanakan shalat.

 

"Kami menjadi sasaran peluru karet, yang menyebabkan luka-luka. Saya adalah salah satu yang terkena peluru karet dan dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.

 

Ketegangan semakin meningkat di Yerusalem timur sejak Israel menutup kompleks masjid Al-Aqsha pada Jumat (14/7). Penutupan itu dilakukan setelah terjadi baku tembak mematikan yang menewaskan dua polisi Israel dan tiga warga Palestina.

 

Pihak berwenang Israel membuka kembali masjid tersebut pada Ahad (16/7) bersamaan dengan pemasangan detektor logam di pintu masuknya. Langkah ini menurut warga Palestina bertujuan untuk mengubah status quo dari situs suci itu.

 

Sejak saat itu, jamaah Palestina berkumpul di gerbang masjid dan menolak memasuki situs tersebut melalui detektor logam Israel. "Detektor ini adalah serangan ke Masjid Al-Aqsha dan campur tangan dalam urusan Muslim," kata Sabri.

 

Dia menekankan Masjid Al-Aqsha adalah milik Muslim dan harus dijaga oleh umat Islam juga. "Masjid Al-Aqsha bukan milik orang-orang Palestina, sebaliknya, ini milik umat Islam di seluruh dunia. Muslim yang peduli dengan masjid Al-Aqsha harus maju dan bereaksi terhadap kejadian ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement