REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menghancurkan bendera nasional yang sudah compang-camping merupakan tugas rumit yang kerap dibalut dengan kebiasaan dan tradisi. Namun salah satu kementerian di Australia memiliki pendekatan yang lebih sederhana: gunting dan buang ke tong sampah.
Pemerintah Australia kini mempertimbangkan mengumumkan instruksi tata-cara memensiunkan bendera nasional yang rusak dengan cara-cara "bermartabat dan penghormatan yang layak". Kantor Perdana Menteri dan Kabinet (PM & C) diketahui memperlakukan bendera nasional yang usang di luar kantor mereka di Canberra dengan cara memotong-motong dan membuangnya ke tempat sampah umum.
"Bendera tersebut dibuang dengan cara memotongnya menjadi potongan kecil yang tidak dapat dikenali, lalu memasukkannya ke dalam sampah biasa, sesuai dengan protokol Bendera Nasional Australia," kata juru bicara PM & C dalam dengar pendapat dengan Komite Senat.
Departemen tersebut menegaskan bendera "dibuang secara pribadi, dengan cara yang bermartabat", namun tanpa adanya metode standar. Artinya, ketentuan itu bebas untuk diinterpretasikan. Protokol yang ada memberikan petunjuk terperinci tentang cara menyimpan dan melipat bendera, namun bukan mengenai cara menghancurkannya.
Meminta masukan
Pemerintah Australia mengakui kurangnya kepastian telah menimbulkan kebingungan. Karenanya mereka meminta masukan mengenai perlakuan terhadap bendera nasional yang sudah tidak digunakan lagi.
Bendera nasional itu kemudian akan menjalani prosesi pemotongan menjadi tiga bagian dengan penuh kekhidmatan, demikian bunyi usulan tersebut. Sejauh ini, 23 masukan telah diajukan ke Asisten Menteri pada Kantor Perdana Menteri, Senator James McGrath.
"Saya yakin dengan adanya protokol resmi akan memberikan pedoman formal seputar cara memensiunkan bendera nasional bagi sekolah-sekolah, klub, atau organisasi, " kata Senator McGrath kepada ABC.
"Bendera Nasional adalah simbol yang sangat penting bagi seluruh rakyat Australia. Jadi tampaknya sepadan jika orang berkesempatan merenungkan pentingnya bendera nasional itu dengan cara yang berarti pada akhir masa pelayanannya," jelasnya.
Anggaran 750 ribu dolar AS untuk bendera
Politisi Australia memiliki kepentingan khusus mengenai topik yang satu ini, mengingat mereka telah memesan lebih dari 127 ribu bendera Australia dalam waktu kurang dari dua tahun. Bendera-bendera tersebut menelan dana senilai lebih dari 750 ribu dolar AS atau hampir Rp 8 miliar dalam waktu enam bulan.
Bendera itu biasanya diberikan ke klub dan sekolah, yang tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan bendera-bendera tersebut begitu sudah usang. Presiden Asosiasi Bendera Nasional Australia, Alan Pidgeon mengatakan PM & C tidak melakukan kesalahan, namun tindakan mereka menunjukkan perlunya upacara memensiunkan bendera nasional secara formal.
"Cara-cara tradisional membuang bendera nasional adalah dengan membakarnya. Tapi bendera sekarang terbuat dari bahan yang seharusnya tidak dibakar, jadi prosesnya adalah dengan memotongnya menjadi beberapa potongan sampai tidak dapat dikenali lagi kalau itu adalah bendera nasional," katanya.
"Intinya, jajak pendapat mengatakan bendera Australia tidak pernah sepopuler sekarang ini. Tapi masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukan saat bendera-bendera tersebut sudah usang dan tua," ujarnya.
Diterjemahkan 18/7/2017 oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.