Senin 24 Jul 2017 14:22 WIB

Israel takkan Bongkar Pelacak Logam di Masjid Al-Aqsha

Seorang warga Palestina ditangkap tentara Israel karena mencoba menerobos pos pemeriksaan menuju kawasan kompleks Al Quds di Jerusalem, Jumat (16/6). Israel melakukan pengawasan ketat termasuk menentukan siapa yang boleh memasuki komples masjid Al Aqsa tersebut.
Foto: Alaa Badarneh/EPA
Seorang warga Palestina ditangkap tentara Israel karena mencoba menerobos pos pemeriksaan menuju kawasan kompleks Al Quds di Jerusalem, Jumat (16/6). Israel melakukan pengawasan ketat termasuk menentukan siapa yang boleh memasuki komples masjid Al Aqsa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM -- Israel pada Ahad mengatakan tidak akan membongkar pelacak logam di luar Masjid Al Aqsha di Yerusalem. Penerapan tindakan keamanan baru tersebut memicu bentrokan terburuk Palestina-Israel dalam beberapa tahun belakangan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan sidang dengan kabinet keamanannya pada Ahad (23/7). Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan penghentian semua hubungan resmi dengan Israel sampai pelacak logam di kawasan Masjid Al Aqsha itu dibongkar. Israel memasang pelacak logam di kawasan tersebut setelah dua polisinya ditembak mati pada 14 Juli oleh tiga pelaku bersenjata keturunan Arab-Israel.

"Alat tersebut (pelacak logam) akan tetap dipasang. Pembunuh tidak akan pernah memberi tahu kita bagaimana melacak mereka," kata Tzachi Hanegbi, Menteri Pembangunan Daerah Israel, kepada Radio Angkatan Darat.

"Jika mereka (warga Palestina) tidak mau memasuki masjid, maka biarkan mereka tidak masuk masjid," tambahnya.

Beberapa saksi melaporkan, bahwa terjadi beberapa bentrokan kecil antara Muslim Palestina dan pasukan keamanan Israel, setelah mereka melaksanakan sholat di depan pintu masuk kawasan Kota Tua Yerusalem pada Ahad (23/7).

Sumber kesehatan Palestina tidak melaporkan ada korban luka parah. Peningkatan ketegangan dan kematian tiga warga Israel serta empat warga Palestina dalam kekerasan pada Jumat dan Sabtu itu memicu kekhawatiran dunia.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengadakan pertemuan pada Senin, guna mencari jalan keluar atas situasi di Yerusalem. Washington mengirim Jason Greenblatt, perwakilan khusus Presiden Donald Trump untuk negosiasi internasional, ke Israel pada Minggu, dengan harapan mereka dapat membantu mengurangi ketegangan, kata seorang pejabat tinggi pemerintah.

"Presiden Trump dan pemerintahannya mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di wilayah tersebut," kata pejabat itu. "Amerika Serikat benar-benar mengecam aksi kekerasan oleh teroris yang terjadi beberapa waktu belakangan," tambahnya.

Dua warga Yordania tewas dan satu warga Israel terluka dalam sebuah insiden penembakan pada Ahad, di sebuah bangunan, dalam kawasan kedutaan Israel, di ibukota Yordania, Amman, kata pihak kepolisian dan Sumber keamanan.

Belum ada keterangan lebih lanjut atas peristiwa itu. Pihak Israel memberlakukan larangan untuk melaporkan kejadian tersebut dan tidak memberikan pernyataan tanggapan kepada publik.

Yordania mengalami curahan kemarahan warganya terhadap Israel melalui unjuk rasa dalam beberapa hari ini. Pejabat Yordania menyerukan pembongkaran pelacak logam di kawasan masjid al Aqsha itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement