Selasa 12 Sep 2017 09:38 WIB

Dua Negara Eropa Desak PBB Gelar Pertemuan Soal Rohingya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Bilal Ramadhan
Seorang pengungusi Rohingya dibopong menuju perairtan Teluk Bengal sementara asap mengepul dari kejauhan wilayah Myanmar , di Shah Porir Dwip, Bangladesh, Selasa (11/9)
Foto: Danis Siddiqui/Reuters
Seorang pengungusi Rohingya dibopong menuju perairtan Teluk Bengal sementara asap mengepul dari kejauhan wilayah Myanmar , di Shah Porir Dwip, Bangladesh, Selasa (11/9)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Swedia dan Imggris meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bansa (PBB) untuk menggelar pertemuan terkait situasi di negara bagian Rakhine, Myanmar yang terus memburuk. Diplomat kedua negara menyatakan pertemuan akan digelar pada Rabu pekan ini.

Permintaan gelar pertemuan ini muncul setelah awal pekan ini petinggi PBB menyatakan apa yang terjadi pada warga etnik Rohingya di Myanmar merupakan contoh pembersihan etnik, demikian dilansir Reuters, Selasa (12/9). Petugas khusus HAM PBB di Myanmar menyebut, kekerasan terjadi di sana telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dimana sebagian besarnya merupakan warga etnik Rohingnya.

Awal pekan ini, Dalai Lama juga akhirnya bersuara dan meminta pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi mengambil tindakan dan melakukan rekonsiliasi dengan semangat perdamaian. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada Dalai Lama membuatnya berpikir banyak orang kesulitan merajut kembali hubungan baik setelah apa yang menimpa Muslim di Myanmar dimana negera ini dikenal sebagai negara Buddha.

Selama berabad-abad, minoritas Muslim Rohingya menghadapi persekusi di Myanmar dimana mereka dianggap imigran ilegal di sana. Akibatnya, warga etnik Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan.

Namun, sejak konflik terakhir pecah pada 25 Agustus lalu, ratusan ribu warga etnik Rohingya telah meninggalkan Myanmar menunju perbatasan Bangladesh. Mereka tak bisa bertahan di desa mereka karena pembakaran oleh warga Buddha dan tentara Myanmar terus terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement