Selasa 12 Sep 2017 13:36 WIB

Orang Australia Disarankan Perbanyak Makan Daging Kanguru

Daging kanguru.
Foto: Flickr
Daging kanguru.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA --  Rakyat Australia perlu meningkatkan konsumsi daging kanguru guna mengendalikan pertumbuhan populasi spesies tersebut, kata seorang ahli. David Paton, seorang profesor Ilmu Ekologi dan Lingkungan Hidup di University of Adelaide, mengatakan penyisihan diperlukan di daerah tertentu Australia untuk membatasi "booming" populasi kanguru.

"Jumlahnya di beberapa bagian negeri ini memperlihatkan kanguru merah berlipat-dua dalam dasawarsa terakhir sementara kanguru abu-abu barat berlipat-tiga," kata Paton pada Selasa (12/9).

"Populasi kanguru telah tumbuh secara tetap selama beberapa dasawarsa. Mereka berkembang dengan baik sebab mereka memiliki sebagian besar makanan mereka dari padang rumput yang membaik yang kita tanam untuk memberi makan kambing dan sapi sebab ada sumber air yang tersedia, dan karena kita telah menghilangkan salah satu pemangsa mereka, dingo," kata Paton.

Dingo atau warrigal, Canis lupus dingo, adalah tipe anjing liar. Serigala India (Canis Indica) mungkin merupakan nenek moyang dari Dingo. Dingo umumnya digambarkan sebagai anjing liar Australia, tetapi tidak berasal dari Australia. Nama dingo berasal dari bahasa Eora orang Aborigin yang merupakan penduduk asli daerah Sydney.

"Mereka memakan sayuran asli terutama belukar. Menghilangkan tanaman itu dari banyak daerah yang disisihkan untuk melestarikan spesies asli kita, bukan hanya tanaman itu hilang tapi juga burung, burung penyerbuk dan lain-lain."

Ia mengatakan bukannya membuang waktu dengan memilah bangkai kanguru, rakyat Australia mesti meningkatkan konsumsi mereka akan daging kanguru. Tak ada penghalang hukum yang menghalangi peningkatan konsumsi daging kanguru liar, dan satu industri yang didedikasikan pada penjualan daging kanguru liar di dalam Australia dan luar negeri sudah ada, kata Paton.

Bangkai kanguru dapat memiliki sejumlah penerapan praktis selain diambil dagingnya. "Bangkai kanguru dapat diambil bulunya. Bulu kanguru digunakan secara luas untuk membuat sepatu, sepatu bola misalnya seringkali dibuat dari kulit kanguru. Bangkainya juga dijadikan kompos untuk pupu buat tanaman," kata Paton.

Paton melakukan studi jangka-panjang di Australia Selatan, tempat ia memanfaatkan beberap blok lahan yang diberi pagar sehingga tak bisa didatangi kanguru untuk memeriksa dampak spesies itu pada lingkungan hidup. Ia mendapati bahwa sayuran di tanah yang diberi pagar dan terlindungi dari kanguru lapar kembali ke tingkat yang tak terlihat sejak 1970. Sayuran di lahan tersebut juga mendukung kembalinya burung yang telah menjadi langka di daerah dengan kanguru mengalami "booming".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement