REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump akan melakukan perjalanan ke Asia pada November mendatang untuk pertama kalinya sejak menjadi Presiden. Tur ini direncanakannya untuk menghadapi ancaman dari Korea Utara (Korut).

"Presiden akan memperkuat tekad internasional untuk menghadapi ancaman Korut dan memastikan denuklirisasi Semenanjung Korea yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah," kata Gedung Putih saat mengumumkan perjalanan tersebut, dikutip The Independent.

Trump telah memberikan tekanan pada sekutu-sekutunya di wilayah tersebut agar menjatuhkan sanksi lebih keras kepada Korut. Pemerintah Cina bahkan memerintahkan semua perusahaan Korut untuk tutup di negara tersebut.

Trump akan mengunjungi Jepang, Korea Selatan, Cina, Vietnam, dan Filipina. Ia dijadwalkan menghadiri dua pertemuan KTT, yaitu forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Vietnam dan Association of Southeast Asian Nations di Filipina.

Kehadiran Trump di KTT Manila selama ini banyak dipertanyakan, setelah para pejabat pemerintah AS mengatakan dia enggan menunjukkan dukungan untuk Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Duterte dianggap bertanggung jawab atas sejumlah aksi anti-Amerika.

Seorang pejabat AS mengatakan para pemimpin Asia yang bertemu dengan Trump di Majelis Umum PBB di New York pekan lalu, telah membujuknya untuk hadir di Asia. Seorang diplomat Asia menyambut baik keputusan Trump untuk mengunjungi Manila. Hal ini menunjukkan, kebijakan Asia Trump bukan hanya tentang Korut, tetapi juga tentang Asia Tenggara.

Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano mengatakan Duterte berharap dapat bertemu dengan Trump. Ia menambahkan, hubungan kedua negara sangat tangguh sehingga akan selalu pulih jika ada ketidaksepakatan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika