Senin 02 Oct 2017 13:36 WIB

Sri Lanka Tahan Enam Penyerang Warga Rohingya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Esthi Maharani
Tenda-tenda pengungsi Rohingya berdiri di atas bukit di wilayah Ukhia, Cox Bazar, Bangladesh, Kamis (28/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Tenda-tenda pengungsi Rohingya berdiri di atas bukit di wilayah Ukhia, Cox Bazar, Bangladesh, Kamis (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Pada Selasa (26/9) lalu, sejumlah pemuka agama Buddha menyerang permukiman pengungsi Rohingya di wilayah pinggiran Kolombo. Kepolisian Sri Lanka sudah mengidentifikasi pemimpin serangan tersebut dan menahan enam orang.

''Kami mengerahkan tiga tim untuk menahan mereka,'' kata seorang petugas Kepolisian Sri Lanka seperti dikutip Daily Mail, Ahad (1/10).

Dua orang polisi harus dirawat di rumah sakit setelah turut jadi korban serangan itu. Para pemuka agama Buddha beserta para pengikutnya melemparkan batu ke arah permukiman pengungsi Rohingya. Lima orang pria dan seorang wanita pemuka Buddha sudah ditahan. Kepolisian Sri Lanka juga tengah mengevaluasi internal mereka untuk mencari tahu penyebab serangan tersebut.

Pengungsi Rohingya mulai membanjiri Sri Lanka sejak lima bulan lalu setelah Angkatan Laut Sri Lanka menemukan mereka terdampar di kepulauan utara Sri Lanka. Mereka sebelumnya sempat tinggal di India. Dalam beberapa tahun belakangan ini, sudah satusan ribu warga Rohingya meninggalkan Myanmar. Meski sebagian besar mengungsi ke Bangladesh, sebagian kecil lari ke Asia Selatan.

Komunitas Buddha di Sri Lanka berhubungan dekat dengan para pemuka Buddha ultra-nasionalis Myanmar. Keduanya dituding merencanakan penyerangan terhadap warga Rohingya. UNHCR sudah mewanti-wanti soal kejadian pekan lalu dan meminta Sri Lanka berempati kepada para pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement