REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina menyatakan, bahwa tidak ada alasan bagi pihaknya untuk bertemu atau menjalin hubungan dengan tokoh religius Buddha sekaligus penerima nobel perdamaian, Dalai Lama. Cina tetap memandang Dalai Lama sebagai sosok yang hanya menghendaki otonomi abadi untuk tanah kelahirannya di Tibet.
Pemimpin Partai Komunis Cina, di Tibet Zhang Yijong mengatakan, bahwa negaranya pun meminta agar negara-negara lain memperlakukan Dalai Lama sama seperti Cina. Pernyataannya ini berkaitan dengan kunjungan Dalai Lama ke beberapa negara beberapa waktu lalu yang menyulut emosi Cina.
Saat itu, sejumlah pejabat dari beberapa negara terkait mencoba menenangkan Cina dengan mengatakan, bahwa pertemuannya dengan Dalai Lama hanya pertemuan individual tanpa mewakili negara. Namun, alasan tersebut ditolak oleh Zhang.
"Meskipun beberapa orang mengatakan bahwa Dalai adalah tokoh agama, pemerintah kita tidak hadir, hanya pejabat individual, ini tidak benar," katanya seperti dikutip Reuters, Sabtu (21/10).
"Pejabat, dalam kapasitas mereka sebagai pejabat, menghadiri semua kegiatan yang berhubungan dengan asing mewakili pemerintah mereka. Jadi saya berharap pemerintah di seluruh dunia berbicara dan bertindak dengan hati-hati dan memberikan pertemanan penuh kepada Cina dan rasa hormat mereka terhadap kedaulatan Cina," kata Zhang menambahkan.
Dalai Lama merupakan tokoh yang menghendaki otonomi bagi Tibet. Sebelum Cina menginvasi dan menguasai daerah tersebut, generasi Dalai Lama telah menjalankan pemerintahan di sana.
Cina menguasai Tibet pada 1950 dan mengklaimnya sebagai pembebasan damai. Pada 1959, Dalai Lama terpaksa mengasingkan diri ke India setelah upaya perlawanan dan penentangannya terhadap peraturan Cina gagal.
Cina pun pernah dengan tegas menyangkal tuduhan bahwa pihaknya melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Tibet. Mereka mengklaim bahwa peraturannya telah membawa kemakmuran ke daerah terpencil tersebut.
Cina pun menegaskan, bahwa Tibet merupakan bagian integral dari wilayahnya. Hal ini telah terjadi berabad-abad lamanya.
Zhang bahkan menyebut bahwa Buddhisme Tibet adalah agama khusus yang lahir di era Cina kuno. "Ini adalah agama Cina. Agama ini tidak masuk dari luar," katanya. Oleh sebab itu, terlepas dari sosok Dalai Lama yang kontroversial, Cina mengatakan menghormati sepenuhnya hak-hak agama dan budaya rakyat Tibet.