REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Militer Rusia bersiap melakukan uji coba rudal balistik antar benua (ICBM), yang diperkirakan dapat menembus medan pertahanan negara manapun. Kantor berita Sputnik melaporkan, uji coba tersebut direncanakan akan dilakukan sebelum akhir 2017.
Pengujian rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat ini sebelumnya sempat tertunda beberapa kali. Militer Rusia berencana untuk menguji beberapa rudal tersebut di Cosmodrome Plesetsk, sebuah situs pengujian yang terletak di utara Moskow.
Rudal seberat lebih dari 100 ton itu dilaporkan bisa menghancurkan daerah seukuran Texas. Rudal ini dimaksudkan untuk melindungi sistem pertahanan rudal dengan menggunakan hulu ledak hipersonik, yang disebut MIRV.
"Tujuan utama uji coba ini adalah untuk memeriksa sistem roket dalam peralihan tahap pertama Sarmat dan lima detik berikutnya saat terbang," ujar seorang sumber, dikutip IBtimes.
Menurut sumber yang berafiliasi dengan Rusia, Rudal RS-28 akan menggantikan rudal R-36. Rudal tersebut dilaporkan dapat terbang sejauh 11 ribu Km.
Menurut RIA Novosti, kantor berita yang dioperasikan oleh Rusia, tempat peluncuran RS-28 bisa menghentikan tujuh serangan nuklir. ICBM baru ini akan memiliki ukuran muatan, massa semua komponen dikurangi bahan bakar dan peluncuran roket, sebesar lima ton.
Namun, Michael Kofman, seorang ilmuwan riset dari Center for Naval Analysis, mengungkapkan keraguannya tentang klaim ini. Menurutnya, rudal itu tidak mungkin memiliki bobot muatan lima ton.
"Ada banyak pertanyaan yang beredar tentang klaim yang bertentangan tentang muatan, hulu ledak, dan alat bantu penetrasi," katanya.
Rusia telah merencanakan mulai menggunakan RS-28 pada awal dekade mendatang.